Rabu 14 Feb 2024 21:51 WIB

Rutan Salemba Pastikan Paku Alat Pencoblos Pemilu Sudah Diamankan

Rutan Salemba terapkan pengamanan khusus selama proses Pemilu.

Petugas PPSU membantu petugas KPPS mendistribusikan kotak suara ke tempat pemungutan suara (TPS).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas PPSU membantu petugas KPPS mendistribusikan kotak suara ke tempat pemungutan suara (TPS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salemba Kelas 1 Jakarta Pusat memastikan paku yang digunakan para tahanan untuk mencoblos pada Pemilu 2024 sudah diamankan. "Penggunaan alat-alat seperti tadi, yang menggunakan paku dan sebagainya, di akhir pencoblosan dipastikan aman terkendali," kata Kepala Rutan Salemba Kelas 1 Jakarta Pusat, Fauzi Harahap saat ditemui di lokasi usai pemilihan berlangsung pada Rabu (14/2/2024).

Fauzi menegaskan, perangkat-perangkat yang diterima dari KPU digunakan sesuai dengan peruntukannya.

Baca Juga

"Yang pasti kami hanya melaksanakan kegiatan pemilu. Jadi perangkat-perangkat yang kami terima, kami pergunakan dengan pengawasan khusus," ujar Fauzi.

Fauzi mengatakan bahwa pihaknya menerapkan pengamanan khusus selama proses pemilihan dalam rutan berlangsung. Petugas yang terlibat sebagai anggota KPPS sebanyak 108 orang dan petugas keamanan di rutan 83 orang. 

"Kemudian, dari Polri dan TNI sebanyak 32 orang yang melaksanakan pengamanan pada pemilu di Rutan Salemba," kata Fauzi.

Sebanyak 2.862 tahanan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salemba Kelas 1 Jakarta Pusat menggunakan hak pilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. 

"Dapat kami jelaskan saat ini jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap) sebanyak 2.862 orang," kata Fauzi.

Jumlah DPT tersebut, kata Fauzi, telah berkurang dari DPT yang ditetapkan dalam pleno pada Juni 2023.

"Hasil rapat pleno memang hasilnya 3.181 DPT, tapi kan dalam perjalanan waktu, itu kan pleno Juni 2023 tambah 2 persen setiap TPS. Kalau perhitungannya sekitar 3.252 DPT," kata Fauzi.

Namun, lanjut dia, seiring berjalannya waktu hingga H-7 pemilu, sejumlah tahanan bebas, dipindahkan ke lapas lain atau meninggal.

"Perjalanan waktu dari sejak pleno sampai H-7 pemilu tentunya ada warga binaan yang bebas, kita pindahkan ke lapas lain dan juga ada yang meninggal dunia. Tentunya pengurangan itu mengakibatkan DPT berubah jumlahnya," ujar Fauzi.

Para tahanan tersebut mengikuti pemilu di 12 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang terletak di lapangan olahraga rutan. "Di sini ada 12 TPS," kata petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Rawasari, Adit, saat ditemui di lokasi, pada Rabu.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement