Sabtu 17 Feb 2024 12:56 WIB

China Diyakini akan Pimpin Penggunaan Teknologi Blockchain

Sebagian kalangan eksekutif meyakini bahwa China akan menjadi pemimpin teknologi blockchain.

Rep: Kadaharan/ Red: Partner
.
Foto: network /Kadaharan
.

Sebelum Teknologi<a href= Blockchain Diadopsi Secara Massal, Ini Tantangan dan Risikonya. (pixabay)" />
Sebelum Teknologi Blockchain Diadopsi Secara Massal, Ini Tantangan dan Risikonya. (pixabay)

GenpOp. -- Teknologi blockchain selama ini hanya dianggap sesuatu yang melekat pada cryptocurrency, dan lebih spesifik lagi adalah bitcoin. Padahal tidak demikian.

Diperkirakan teknologi tersebut akan masif digunakan secara massal di berbagai lini. Dan sekarang sudah terlihat.

Namun ada beberapa tantangan dan risiko, sebagaimana yang diungkap Anndy Lian, pakar teknologi blockchain yang juga penulis buku "Blockchain Revolution 2030" dan "NFT: From Zero to Hero".

Anndy Lian memberikan penjelasan soal akankah masyarakat menggunakan dan mengeksploitasi teknologi blockchain tanpa sepenuhnya memahami cara kerja teknologi tersebut.

"Tampaknya teknologi blockchain mendapatkan momentum dan pengakuan di kalangan pemimpin bisnis, namun masih perlu mengatasi beberapa kendala dan ketidakpastian sebelum dapat diadopsi secara massal," kata Lian, saat diwawancarai techopedia.

Ada tantangan dan risiko untuk itu. Di antaranya adalah ketidakpastian regulasi, kurangnya standarisasi, masalah skalabilitas, masalah interoperabilitas, dan penolakan budaya dapat menghambat adopsi teknologi blockchain secara luas dalam waktu dekat.

China Diyakini Pimpin Penggunaan Blockchain?

Menurut survei Deloitte, hampir 80 persen eksekutif global memandang blockchain sebagai hal yang sangat penting. Dan lebih dari 60 persen eksekutif percaya bahwa masalah regulasi merupakan hambatan dalam adopsi blockchain.

Lian juga mengutip survei lain yang dilakukan oleh WorthMeNot. Dalam survei ini ditemukan bahwa 81 persen dari 100 perusahaan publik terbesar menunjukkan bahwa mereka menggunakan teknologi blockchain.

Sedangkan 30 persen eksekutif meyakini bahwa China akan menjadi pemimpin blockchain.

Mengenai apakah orang akan mulai menggunakan dan mengeksploitasi potensinya tanpa sepenuhnya memahami cara kerja blockchain, Lian mengatakan, itu bergantung pada seberapa user friendly dan aksesibilitas aplikasi blockchain tersebut.

Beberapa orang mungkin tidak perlu mengetahui detail teknis tentang cara kerja blockchain selama mereka dapat mempercayai dan memanfaatkan fitur-fiturnya.

Dan ada juga orang yang mungkin ingin mempelajari lebih lanjut tentang teknologi yang mendasarinya dan bagaimana teknologi dapat memberdayakan mereka untuk menciptakan nilai dan inovasi.

"Percayalah kepadaku. Semua ini sedang dalam pengerjaan saat ini. Anda mungkin tidak melihatnya, namun adopsi (blockchain) sedang mengalami peningkatan," kata Lian.

Dia menambahkan, blockchain akan digunakan dan diimplementasikan tanpa pemberitahuan. Bahkan ini sudah dalam pengerjaan.

Lembaga Keuangan dan Bank Diam-Diam Sudah Adopsi Blockchain 

Lebih dari itu, kata Lian, beberapa lembaga keuangan dan bank menggunakan teknologi blockchain untuk menghapus fungsi back-end yang dimulai oleh pelanggan mereka. Tentu saja, mereka tidak perlu memberi tahu semua orang tentang adopsi blockchain yang dilakukan.

Pendidikan blockchain penting bagi pengguna dan pengembang aplikasi blockchain. Pengguna perlu diberi informasi dan diberdayakan untuk menggunakan blockchain secara efektif dan bertanggung jawab.

"Sementara pengembang harus terampil dan inovatif untuk menciptakan solusi blockchain yang memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna," ujarnya. []

sumber : https://genpop.republika.co.id/posts/288421/china-diyakini-akan-pimpin-penggunaan-teknologi-blockchain
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement