Sabtu 17 Feb 2024 13:12 WIB

Oposisi Putin Yakin Navalny Dibunuh

Navalny tiba-tiba pingsan usai berjalan-jalan di penjara tempat ia menjalani hukuman.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Potret pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny yang dipenjara dan bunga ditempatkan saat orang-orang berunjuk rasa di dekat kedutaan Rusia untuk Prancis, Jumat, 16 Februari 2024 di Paris.
Foto: AP Photo/Christophe Ena
Potret pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny yang dipenjara dan bunga ditempatkan saat orang-orang berunjuk rasa di dekat kedutaan Rusia untuk Prancis, Jumat, 16 Februari 2024 di Paris.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kematian oposisi terkuat Presiden Rusia Vladimir Putin, dipenjara menimbulkan kecurigaan. Pendukung Alexei Navalny yakin kritikus vokal Pemerintah Rusia itu dibunuh.

Pihak berwenang Rusia mengatakan Navalny tiba-tiba pingsan setelah berjalan-jalan di penjara tempat ia menjalani hukuman seumur hidupnya. Kemudian ia meninggal dunia setelah upaya untuk memulihkan kesadarannya gagal.

Baca Juga

"Bila (berita kematian Navalny) benar, maka Navalny tidak meninggal, tapi 'Putin membunuh Navalny," kata kepala staf Navalny, Leonid Volkov, Sabtu (17/2/2024).

Pemimpin negara-negara Barat termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yakin Navalny dibunuh. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan reaksi pemimpin Barat atas kematian Navalny tidak bisa diterima dan "benar-benar absurd."  

Juru bicara Navalny, Kira Yarmaysh mengatakan gerakan dan tujuan Navalny akan terus hidup. "Kami yakin kami akan menang akhirnya, Rusia negara kami, milik kami dan harus kembali ke kami," katanya.

Pengacara Navalny dalam perjalanan menuju penjara di mana Navalny akan tetap menjalani hukumannya sampai ia di atas 70 tahun. Navalny mendapat penghormatan dari oposisi-oposisi pemerintah Rusia karena pulang ke Rusia dengan sukarela pada tahun 2021 setelah menjalani pemulihan di Jerman atas diracuni dengan racun saraf.

Saat itu Navalny mengatakan ia diracun di Siberia pada Agustus 2020. Kremlin membantah mencoba membunuhnya dan tidak ada bukti ia diracun dengan racun saraf.

Oposisi Pemerintah Rusia lainnya, Grigory Yavlinsky mengatakan kematian Navalny menunjukkan kebutuhan reformasi. Ia juga menggemakan kekhawatiran tokoh-tokoh oposisi lainnya yang mencemaskan kesehatan aktivis-aktivis di penjara.

Di bawah pengawasan polisi, orang-orang meletakan karangan bunga di monumen yang memperingati para korban represi politik Uni Soviet di dekat bekas kantor pusat KGB. "Alexei Navalny, kami akan mengenang anda," tulis salah satu catatan.

Jaksa Rusia memperingatkan rakyat untuk tidak ikut pertemuan massal di Moskow. Pendukung Navalny berencana menggelar pertemuan untuk menghormati oposisi itu di London, Paris, Oslo, Roma, Brussels, Berlin, Jenewa, Praha, Yerevan, Tbilisi dan Vilnius.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement