Rabu 21 Feb 2024 12:35 WIB

BRIN Nilai Ambon Miliki Keunggulan untuk Riset Ekonomi Biru

Di Ambon Prof Amarulla meninjau beberapa dermaga dan fasilitas labuh kapal perang.

Ilustrasi kapal perang.
Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Ilustrasi kapal perang.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI mengemukakan bahwa Kota Ambon, Maluku  memiliki keunggulan komparatif dan inovatif  sebagai objek  riset ekonomi biru.

"Sumber daya laut adalah masa depan umat manusia. Kekayaan sumber daya laut harus menjadi sumber kesejahteraan bangsa Indonesia, Ambon memiliki itu," ucap  Wakil Kepala BRIN Prof Amarulla Octavian di Ambon, Selasa (21/2/2024).

Baca Juga

Dalam kunjungan kerjanya ke  Ambon Prof Amarullah  meninjau beberapa laboratorium Pusat Riset Laut Dalam. Dalam diskusi dengan para periset, Prof Amarulla menekankan pentingnya kolaborasi berbagai institusi baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk kemajuan penelitian maritim Indonesia.

Ia mengatakan teknologi kemaritiman terkini merupakan fokus inovasi BRIN guna menjawab marine food estate dan blue economy atau ekonomi biru. 

“Dengan sumber daya laut yang dimiliki Ambon dapat menjadi keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif riset kelautan RI,” ungkapnya.

Apalagi saat ini di Kota Ambon sendiri sedang dikembangkan kampung nelayan pintar yang berada di kawasan pesisir Poka.

Dalam kampung nelayan pintar itu dikembangkan sentra lobster dan tuna sebagai komoditas utama guna meningkatkan perekonomian masyarakat.

Hal tersebut merupakan sinergitas antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3), dengan Pemerintah Kota Ambon beserta pemangku kepentingan terkait.

Lobster dan tuna dipilih sebagai komoditas unggulan lantaran keduanya memiliki nilai jual yang tinggi.

Sementara itu Pemerintah Provinsi Maluku mengatakan bahwa ekonomi biru sendiri sejalan dengan misi Pemerintah Provinsi Maluku, yakni pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

"Untuk itu kebersihan dan kualitas lingkungan terutama di pesisir dan laut perlu dijaga dan dilestarikan," ujar Asisten II Setda Maluku Habiba Saimima.

Pasalnya kata Habiba, Maluku  dikenal sebagai Provinsi Kepulauan dengan luas laut 92,4 persen  yang mengandung potensi sumber daya kelautan dan perikanan melimpah.

Pada sisi lain ia menyampaikan, berdasarkan penelitian LIPI pada 2017, ditemukan kepadatan sampah domestik terutama sampah plastik mengalami peningkatan di perairan Maluku selama 20 tahun terakhir.

“Untuk itu perlu menjadi perhatian semua pemangku kepentingan  mengatasi dan menyelesaikan persoalan sampah ini sejalan dengan upaya mewujudkan ekonomi biru," ujarnya.

Dalam kesempatan kunjungan kerja di Ambon Prof Amarulla meninjau beberapa dermaga dan fasilitas labuh kapal perang TNI AL di jajaran Lantamal Ambon.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement