Kamis 22 Feb 2024 10:24 WIB

ITDC Garap Wisata Minat Khusus Genjot Hunian Hotel di Nusa Dua Bali

Wisata minat khusus ditarget tingkatkan hunian hotel Nusa Dua di atas 70 persen.

Kawasan pariwisata Pantai Waterblow di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (16/6/2020).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Kawasan pariwisata Pantai Waterblow di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (16/6/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- BUMN PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) menggarap program wisata minat khusus guna menggenjot hunian hotel di kawasan pengelolaan the Nusa Dua di Kabupaten Badung, Bali.

"Segmentasi pasar kami tidak hanya luar negeri tapi juga Indonesia dan kami memiliki pasar berkelanjutan. Untuk itu kami harus membuat sesuatu yang menarik," kata Direktur Operasi ITDC Troy Warokka di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, kemarin.

Baca Juga

Ia menjelaskan program minat khusus itu di antaranya yoga di kawasan ITDC yakni di Pulau Nusa Dharma, cocok dengan suasana tenang dan deburan ombak. Selain itu, ada pasar ramah lingkungan (eco market), yang menampilkan UMKM yang memproduksi produk ramah lingkungan di Pulau Peninsula dalam satu rangkaian Festival Februari Semarak Cinta pada 25 Februari 2024.

Tak hanya itu, pada tanggal yang sama juga ada festival musik yang menampilkan penyanyi ibu kota, di antaranya Tulus dan Nadin Amizah di kawasan dekat Bali Collection dalam program Thank God Its Festival (TGIF). Sedangkan pada Maret, lanjut dia, juga diadakan festival musik Joyland di Pulau Peninsula, Nusa Dua.

Sejumlah program lain juga berpeluang digarap di antaranya olahraga maraton dan program lainnya yang disusun sejak awal tahun hingga Desember 2024. Semua itu ditargetkan menjadi daya tarik untuk mendongkrak kunjungan saat musim sepi kunjungan hingga meramaikan musim puncak liburan.

Program wisata minat khusus itu, kata dia, disesuaikan dengan gaya kawasan pengelolaan the Nusa Dua seluas 350 hektare tersebut. ITDC menyentuh semua kalangan termasuk segmentasi pasar anak muda atau generasi milenial hingga generasi Z.

Ia menargetkan program minat khusus yang dirancang itu dapat mendongkrak tingkat hunian hotel di kawasan elit tersebut yakni di atas 70 persen. Sedangkan saat ini, rata-rata tingkat hunian di perhotelan di kawasan yang dikelola BUMN itu selama 50 tahun mencapai 60 persen–70 persen.

"Pengaruh ke hunian cukup memberikan dampak yang signifikan. Contohnya untuk satu kegiatan saja di Nusa Dua itu bisa mengambil sekian ratus kamar di salah satu hotel. Jadi okupansi itu berbanding lurus, langsung naik sehingga program yang kami buat harus memberikan kontribusi kepada hotel," kata Troy menjelaskan.

Selain itu, sejumlah agenda di antaranya konferensi kesehatan mata, pameran kuliner, perhotelan, pariwisata, hingga Forum Air Dunia dijadwalkan pada Mei 2024 juga ikut mendongkrak hunian di kawasan tersebut. ITDC sendiri mulai tahun ini juga menggarap potensi wisata olahraga selancar yang diminati wisatawan yakni di sekitar Pulau Nusa Dharma dan Pulau Peninsula. Sedangkan kawasan Water Blow di Pulau Peninsula juga berpotensi dikembangkan sebagai tempat melaksanakan pesta pernikahan.

Kawasan the Nusa Dua memiliki total sekitar 5.485 kamar yang tersebar di 22 hotel bintang lima dan vila mewah serta memiliki fasilitas ruang pertemuan yang dapat menampung sekitar 21.000 delegasi. Selain dikenal dengan hunian tamu menginap dan wisata konferensi (MICE), kawasan itu juga menawarkan daya tarik wisata pantai, wisata air, wisata olahraga, atraksi seni budaya, wisata belanja, kuliner hingga wisata alam ombak pemecah karang atau waterblow.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement