REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Puasa merupakan satu kesempatan bagi umat muslim untuk memperbanyak pahala dengan melakukan amalan – amalan yang baik. Karena Allah SWT akan memberikan pahala yang setimpal bagi umat muslim yang melakukan hal – hal yang baik ketika berpuasa. Tetapi terdapat kegiatan yang tanpa disadari bahwa itu akan menghilangkan pahala puasa.
“Kalau berpuasa hendaknya kita menghindari kalimat – kalimat yang kotor, jorok, membangkitkan syahwat, menjadikan sebab pertikaian. Di dalam kita berpuasa hendaknya puasa itu menjadikan kita waspada dalam menjaga lisan kita, ngomong kotor naudzubillah. Memang puasanya tetap sah tetapi tanpa disadari menjadikan pahala terhapus,” kata Buya Yahya, dikutip dari Youtube, Al-Bahjah TV, Kamis (22/02/2024).
Allah SWT yang akan membalasnya sendiri sesuai kebijaksanaan-Nya. Artinya, nilai pahala puasa tidak terbatas, sesuai dengan kadar ketakwaan hamba yang menunaikan ibadah tersebut. Meskipun pahala puasa agung dan tidak ternilai, Nabi Muhammad SAW mewanti-wanti umatnya agar menjauhi maksiat dan perbuatan dosa yang berpotensi menodai ibadah ini.
Sebagaimana penjelasan riwayat Bukhari Nabi Muhammad SAW bersabda: “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman, 'Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia [seorang hamba] telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku,"
“Maka dari itu ketika berpuasa, kita bisa menghindarkan hal – hal yang menjadikan Allah murka. Hal seperti menggunjing, mencaci maki, mengolok, lisan kita jaga. Tidak boleh emosi, kita latih di bulan Ramadhan sehingga nanti keluar dari bulan Ramadhan, kita tetap dalam keadaan normal tidak gampang terpengaruh dengan berita apapun yang sampai ke telinga kita,” kata Buya Yahya.