Senin 26 Feb 2024 12:49 WIB

Dibantai Australia, Timnas Basket Indonesia Sulit Berpangku kepada Pemain Muda

Indonesia selalu menelan kekalahan dengan margin besar.

Pebasket Timnas Indonesia Agassi Yeshe Goantara (tengah) melakukan lay up dengan dihadang pebasket timnas Australia Ben Henshall (kiri) dan Isaac Bradley Humphries (kanan) dalam laga Grup A Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025 di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Ahad (25/2/2024). Timnas basket Indonesia dikalahkan Australia dengan skor akhir 51-106.
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Pebasket Timnas Indonesia Agassi Yeshe Goantara (tengah) melakukan lay up dengan dihadang pebasket timnas Australia Ben Henshall (kiri) dan Isaac Bradley Humphries (kanan) dalam laga Grup A Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025 di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Ahad (25/2/2024). Timnas basket Indonesia dikalahkan Australia dengan skor akhir 51-106.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih timnas basket Indonesia Milos Pejic akan mengevaluasi penggunaan pemain-pemain muda dalam laga kualifikasi FIBA Asia Cup 2025 pada November mendatang menyusul dua kali kekalahan menyakitkan dari Thailand dan Australia.

Indonesia kalah pada laga perdana melawan Thailand dengan skor 56-73 di Nimbutr Stadium Bangkok, Thailand, Kamis (22/2/2024) lalu dan pada Ahd malam kembali menelan kekalahan lebih menyakitkan ketika takluk 51-106 kepada Australia di kandang sendiri di Indonesia Arena, Jakarta.

Baca Juga

Pada dua laga itu, dengan tujuan regenerasi skuad dalam timnas, pelatih asal Serbia itu memilih mengandalkan mayoritas pemain-pemain muda seperti Ali Bagir, Julian Chalias, Daniel Salamena, hingga Hendrick Xavi Yonga dalam rosternya.

"Kami akan menganalisis. Saya tahu saya akan menganalisis jendela ini, dan kita akan bersama-sama membuat keputusan tentang jendela berikutnya," kata Milos ketika ditemui ANTARA seusai laga melawan Australia di Indonesia Arena, Jakarta, Ahad (25/2/2024).

"Jendela berikutnya adalah November, kita punya cukup waktu. Saya harap kami punya waktu untuk mengatur yang lebih baik dengan persiapan untuk jendela berikutnya dan kita lihat saja nanti," tambahnya.

Ia mengatakan kemungkinan gambaran skuad yang dibawanya tidak banyak berubah dengan dominasi pemain-pemain muda pada November nanti. Bdanya ia kemungkinan menambah satu atau dua pemain senior ke dalam tim.

"Saya pikir saya akan tetap seperti ini. Kami ingin memberikan kesempatan kepada para pemain muda. Mungkin itu terlalu berlebihan saat ini. Mungkin di jendela berikutnya, kami harus memikirkan satu atau dua pemain yang lebih berpengalaman di tim kami, tapi kami punya waktu untuk mengambil keputusan yang baik," kata dia

Dengan tujuan regenerasi skuad yang dia bawa demi generasi emas Indonesia tiga sampai empat tahun mendatang, Milos bahkan siap kembali kalah pada pertandingan berikutnya.

"Saya siap kalah di pertandingan berikutnya. Saya siap kalah karena saya tahu apa yang saya lakukan di sini. Kami ingin memberikan kesempatan kepada para pemain muda. Seseorang harus mengganti pemain senior dalam dua atau tiga tahun, siapa yang akan menggantikannya. Kami tidak bisa menggunakan 10 pemain impor di timnas," kata pelatih 55 tahun itu.

Meski kembali kalah dalam kualifikasi FIBA Asia Cup 2025, dia cukup puas dengan jalannya laga pada babak pertama di mana Indonesia tertinggal 33-49 sebelum  tertinggal jauh pada babak kedua dengan skor akhir 51-106.

"Semua orang tahu. Kami mengetahuinya sebelum pertandingan. Siapa Australianya? Seberapa kuat mereka? Tapi di sisi lain, saya harus sangat senang dengan babak pertama, mereka bermain sangat berani, sangat hebat. Kami bermain cerdas. Kami menghentikan mereka, mereka bertransisi, kami mengontrol, berpindah," ucapnya.

"Namun pada babak kedua, tekanan pada bola meningkat. Mereka sangat menekan kami. Mereka mendorong kami menjauh dari keranjang, kami tidak bisa mengatur, kami tidak bisa mengaturnya, itu sulit, kami hanya mendapat dua poin di kuarter ketiga. Di kuarter terakhir. Kami kehilangan energi, benar-benar kehilangan energi karena tidak mudah bermain dalam ritme ini, ritme australia, ritme bola basket mereka," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement