Rabu 28 Feb 2024 05:46 WIB
Lentera

Perubahan Iklim

Pemahaman mengenai perubahan iklim menjadi perlu untuk dimengerti oleh semua pihak.

Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta
Foto: amikom
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta

Oleh : Prof Ema Utami (Wakil Direktur Program Pascasarjana Universitas Amikom Yogyakarta)

REPUBLIKA.CO.ID, Cuaca ekstrem melanda beberapa daerah di Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Yogyakarta tiga hari yang lalu diguyur hujan deras sehingga menyebabkan banjir di beberapa tempat. Video mengenai derasnya banjir yang melewati jalan di daerah sekitar Condongcatur dibagikan di media sosial. 

Di daerah lain seperti Rancaekek, Bandung, pada tanggal 21 Februari 2024 mengalami puting beliung atau microscale tornado. Puting beliung ini disebutkan dalam media merupakan kejadian pertama di Indonesia yang dapat ditangkap pusaran awannya melalui citra satelit. Satelit Himawari milik pemerintah Jepang yang memiliki fungsi untuk memonitor berbagai variabel berkaitan dengan cuaca seperti citra awan, suhu dan lain sebagainya.

Penggunaan citra tangkapan dari satelit dan variabel lainnya kemudian dapat digunakan untuk memprediksi adanya potensi hujan, badai, dan lain sebagainya.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga menggunakan berbagai data yang dihasilkan dari satelit ini untuk memberikan informasi ke masyarakat berkaitan dengan cuaca. BMKD sendiri sudah menyampaikan bahwa di Indonesia saat ini sedang memasuki pergantian musim atau pancaroba. Mulai bulan Maret sampai dengan April disebut sebagai periode pancaroba yang sering disertai dengan cuaca ekstrem.

Banyak yang merasakan bahwa berbagai kejadian fenomena alam seperti banjir, angin kencang, dan hujan deras yang terjadi di Indonesia telah mengalami perubahan dan pergeseran dalam skala, intensitas, waktu, dan lain sebagainya.

Terjadinya perubahan iklim (climate change) disebut menjadi penyebab terjadinya berbagai pergeseran tersebut. Adanya beberapa kejadian berkaitan dengan cuaca, khususnya di Yogyakarta dan Bandung beberapa hari yang lalu mengingatkan pada salah satu mata kuliah yang sedang diambil anak kedua saya, Najwa Rashika Az Zahra Raharema pada semester ini. 

Sebulan yang lalu saat liburan semester sempat berdiskusi terkait mata kuliah lintas program studi apa yang hendak diambil di semester ini, salah satu yang ada dalam daftar adalah mata kuliah bernama Perubahan Iklim.

Pemahaman mengenai perubahan iklim ini menjadi perlu untuk dimengerti oleh semua pihak yang kemudian dapat melakukan langkah mitigasi dan juga pencegahan dari akibat yang ditimbulkan. Sebagai salah satu pengajar di bidang Informatika tentu berbagai hal yang berkaitan dengan perubahan iklim ini juga memungkinkan untuk saya jadikan sebagai salah satu kajian dalam penelitian. 

Telah dibukanya usulan penelitian oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) beberapa hari yang lalu tentu dapat dimanfaatkan khususnya oleh para dosen untuk mengajukan proposal termasuk di dalamnya penelitian berkaitan dengan perubahan iklim ini.

Berbagai pendekatan berbasis Informatika terbuka untuk digunakan, baik untuk mitigasi maupun prediksi seperti hujan, angin, banjir, dan lain sebagainya. Bidang kajian pengenalan pola, deteksi gambar, Internet of Things, kecerdasan artifisial, dan lain sebagainya sangat memungkinkan untuk digunakan. Riset kolaborasi lintas bidang ilmu untuk menghasilkan kebermanfaatan akan sangat diperlukan dalam hal ini. 

Universitas Amikom Yogyakarta memiliki program studi berbasis Informatika serta program studi Geografi yang mempunyai kedekatan dengan kajian perubahan iklim tentu sangat memungkinkan untuk dilakukan riset kolaborasi.

Dorongan untuk melakukan riset kolaborasi ini selalu saya sampaikan kepada dosen muda dan khususnya kepada mahasiswa, baik S1, S2 maupun S3 di Universitas Amikom Yogyakarta. Eligibilitas skema usulan proposal ke Kemendikbudristek yang telah dapat dilihat di halaman web Bima tentu dapat sebagai langkah awal bagi para dosen untuk segera mempersiapkan diri mengajukan ide penelitian.

Fenomena alam dan riset kolaborasi yang berkaitan dengan perubahan iklim ini mengingatkan saya pada ayat ke-43 dari surat An-Nur yang bercerita tentang awan dan hujan. "Tidakkah engkau melihat bahwa sesungguhnya Allah mengarahkan awan secara perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk. Maka, engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka, Dia menimpakannya (butiran-butiran es itu) kepada siapa yang Dia kehendaki dan memalingkannya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan." Wallahu a’lam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement