REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Spanyol menolak pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, tentang kemungkinan pengiriman pasukan Eropa ke Ukraina dan berniat untuk tetap hanya mengirimkan lebih banyak senjata ke Kiev, kata juru bicara kabinet Spanyol Pilar Alegria, Selasa (27/2/2024).
"Kami tidak setuju dengan proposal ini. Kami perlu fokus pada apa yang sangat dibutuhkan, yaitu mempercepat pengiriman senjata," kata Alegria kepada wartawan ketika ditanya tentang sikap Madrid mengenai masalah ini. Setelah konferensi mengenai Ukraina yang diselenggarakan di Paris pada Senin (26/2/2024), Macron mengatakan para pemimpin Barat telah membahas kemungkinan pengiriman pasukan ke Ukraina.
Meskipun ada konsensus yang tercapai, tetapi tidak ada wacana yang dapat dikesampingkan, dan mereka akan melakukan segalanya untuk mencegah kemenangan Rusia. Pada Selasa, Perdana Menteri Perancis Gabriel Attal menggemakan pernyataannya, menambahkan bahwa Perancis tidak akan dapat menerima prospek bahwa suatu saat Rusia bisa menang.
Negara-negara Barat, termasuk negara-negara anggota Uni Eropa, telah memberikan bantuan militer dan keuangan ke Kiev sejak dimulainya operasi militer khusus Rusia di Ukraina pada Februari 2022. Kremlin secara konsisten memperingatkan agar berbagai negara tidak melanjutkan pengiriman senjata ke Kiev, dengan mengatakan hal itu akan berakibat buruk dengan meningkatkan eskalasi konflik.