Jumat 01 Mar 2024 18:32 WIB

Jelang Ramadhan, Indef Proyeksikan Inflasi Masih Berpotensi Meningkat

Kenaikan tingkat inflasi masih akan berlanjut menjelang bulan Ramadhan.

Red: Ahmad Fikri Noor
Antrean warga saat Operasi Pasar Beras Medium di Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/2/2024).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Antrean warga saat Operasi Pasar Beras Medium di Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memproyeksikan, kenaikan tingkat inflasi masih akan berlanjut menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Dia memprediksi, tingkat inflasi bulan Maret ini dapat mencapai 0,6 persen yang utamanya dipengaruhi oleh tingginya permintaan disusul dengan naiknya harga kebutuhan pokok.

“Maret nanti saya rasa akan lebih tinggi tingkat inflasinya, karena kenaikan tidak hanya terjadi pada beras. Nanti juga akan menyusul transportasi, harga BBM nonsubsidi, harga (jalan) tol dan kebutuhan pokok lainnya. Ya telur, daging, gula semua akan naik ya, karena permintaan tinggi di Ramadhan dan Lebaran,” kata Eko di Jakarta, Jumat (1/3/2024).

Baca Juga

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat inflasi bulanan sebesar 0,37 persen pada Februari 2024 (month-to-month/mtm). Sedangkan, secara tahunan Indonesia mengalami kenaikan inflasi 2,75 persen (year-on-year/yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 2,57 persen yoy. Eko menilai tingkat inflasi bulan ini masih terbilang aman lantaran berada di rentang target inflasi 2024.

Namun, peningkatan tersebut menjadi sinyal khusus bagi pemerintah untuk segera menstabilkan harga kebutuhan pokok, khususnya beras yang memiliki andil pada inflasi bulanan sebesar 0,21 persen.