Ahad 03 Mar 2024 08:36 WIB

Berlomba Pada Garis Garis Strat Berbeda: Apa Arti Perolehan Anies Baswedan 25 ?

Apa Arti Perolehan Anies Baswedan 25

Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Partner
.
Foto: network /Muhammad Subarkah
.

Oleh: Alex Runggeary, Penulis dan Peneliti Politik.

Pada malam itu seperti biasa para tamu penting dari kalangan politisi berkumpul dan berdiskusi tentang hal-hal penting yang berhubungan langsung dengan situasi terkini Inggris sehabis Perang Dunia ke-2. Inggris dalam masa transisi tak menentu.

Seseorang diantara mereka lalu memanggil pelayan yang sedang melayani mereka, "Mr. Darlington izinkan saya mengajukan beberapa pertanyaan kepada Mr. Stevens. Kiranya ia dapat menjawab sesuai dengan pemahamannya". Ia kemudian meminta perhatian para tamu itu. Mr. Stevens adalah - Pelayan Kepala - di Darlington Hall, satu bangunan besar dan luas, ditanah lapangan luas milik tuan Darlington yang biasa digunakan untuk penginapan dan pertemuan-pertemuan penting.

"Tuan - tuan sekalian, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Mr. Stevens. Dan mari kita dengar bersama, apa jawabannya".

Para tetamu itu berpaling berfokus pada tamu itu. Iapun mengajukan tiga pertanyaan, dan setiap pertanyaan itu dijawab oleh Mr Stevens dengan sopan, "Saya mohon maaf tuan, tetapi saya tidak dalam kapasitas untuk menjawab pertanyaan tuan".

Ketiga pertanyaan itu untuk mengetahui bagaimana pendapat Mr. Stevens tentang situasi politik negeri Inggris akhir akhir ini. Mr. Stevens pada saat itu serupa dengan - sampling acak - pada survey umumnya.


"Tuan-tuan telah mendengar sendiri jawaban Mr. Stevens yang jujur. Bagaimana mungkin kita menyerahkan urusan negeri yang sangat penting ini kepada orang-orang yang tak paham sedikitpun tentang situasi yang dihadapi negeri kita", si tuan itu menyimpulkan [Remains of the Day - Kazuo Ishiguro, pemenang Hadiah Nobel bidang Sastra 2017, rephrase]

Saya senang belajar dari pikiran bro Denny JA yang selalu jernih berdasar - data -. Salah satu tulisan beliau terakhir yang saya baca - Mengapa Anies Baswedan Kalah? -[wag Satupena 2 February 2024]

Beliau berkesimpulan bahwa adalah kesalahan strategi tim Anis tidak mengindahkan faktor Presiden yang masih sangat populer di mata rakyatnya 75 - 82%. Tentu saja hal ini tak dapat disangkal siapapun dengan melihat data.

Bro Denny melihat kesalahan tim Anis karena memilih tema - Perubahan - yang justru anti-tesa dari - Lanjutkan -. Artinya janganlah "membangkang" terhadap pak Jokowi tetapi sebaliknya mengarahkan - sumber daya - sedemikian rupa sehingga searah dengan pak Jokowi.

Saya melihat inkonsistensi dalam kesimpulan ini. Kita bisa melihat fakta bahwa Ganjar yang memilih tema yang sama walau mungkin saja setengah-setengah yaitu - Lanjutkan - justru terpuruk 17%. Ganjar-Mahfud justru terperangkap dalam bayang-bayang pak Jokowi.

Salah satu even yang saya sudah merasakan kalau pak Mahfud malah blunder ketika pada debat terakhir Cawapres, beliau malah menggunakan kesempatan itu untuk menyampaikan terima kasih ke pak Jokowi. Mungkin secara etik baik, tetapi momentumnya sama sekali tidak pas. Kita sebagai rakyat yang ingin berdiri diseberang garis melihat ketegasan gagasan dimana kita berposisi.

Sejak peristiwa itu saya sudah punya firasat ada yang salah dan merasa seperti dihianati. Dan ternyata.......!!! He doesn't make his point stands out.


Artinya walaupun Tim Anis "berkompromi lanjutkan" ataupun berseberangan - perubahan - tetap saja akan kalah. Pertanyaan besarnya, mengapa? Jawabannya jelas - siapapun - akan sulit mengalahkan pak Jokowi dengan tingkat popularitas sedemikian tinggi. Lalu apa yang sesungguhnya terjadi?

Dalam tulisan bro Denny JA yang lain menjelaskan bahwa sampel responden yang paling suka atau senang dengan pak Jokowi datang dari dua kategori utama yaitu (1) Wong Cilik dan (2) Para pemilih muda

Pertanyaan yang menggelitik berikutnya adalah, "Apa sih yang paling menjadi concern kedua kelompok ini?" Kita tak tahu pasti. Hanya bisa menduga - "Yang penting harga karet dan sawit stabil", seorang pengemudi di Yogyakarta ketika saya berbincang dengannya.

Artinya sederhana saja hidup ini, tidak ada hubungannya dengan konstitusi, demokrasi dan hukum yang melorot. Para pemilih muda punya kepentingan umum yang sama, ramai dan damai. And that's it ! Anything else doesn't matters at all.


Jadi seperti di Inggris pada masanya, sekarang kita disini menyerahkan negeri ini. Apakah kedalam situasi yang sama. Kita seperti Mr. Stevens yang tak tahu apa yang terjadi.Kita tidak perduli dengan melorotnya konstitusi, demokrasi dan hukum?

Lomba lari menuju target dengan beda jarak di garis strat. (ilistrasi).
Lomba lari menuju target dengan beda jarak di garis strat. (ilistrasi).

Walau bagaimanapun Tim Anies bisa dikatakan sukses walau hanya 25% Buat saya ini hasil yang hebat dengan meletakan semua faktor penentu secara proposional. Ketika Anda berlomba pada - garis start - yang berbeda. Sudah dapat dipastikan lawan terdekat ke garis finislah yang akan menang dengan mudah. Tanpa harus berlari. Cukup jalan santai. Kata Honorable pak Agus Widjojo, "Perangkat perlombaannya telah diatur sejak awal"

Anies telah berlari sekuat tenaga. Tetapi tetap kalah. Kalah dengan terhormat. Idealisme tumbuh subur pada kubu Anies. Dalam jangka panjang saya percaya - idealisme Anies - akan menjadi penyemangat mereka yang berjuang dengan idealisme konstitusi, demokrasi dan kepatuan pada hukum. Idealisme pada dasarnya tidak pernah kalah dalam situasi apapun.

Dan jangan lupa, ketika berupaya dengan cara curang, pada waktunya kita menerima upah yang setimpal. Ibarat nyanyian lagu Roy Clark ...( they build things) to last on weak and shifting sand. Cepat atau lambat akan datang jua....!!! "Menggali kuburan sendiri", Chappy Hakim

sumber : https://algebra.republika.co.id/posts/292494/berlomba-pada-garis-garis-strat-berbeda-apa-arti-perolehan-anies-baswedan-25-
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement