Pahala Berlipat Ganda Bagi Orang yang Membersihkan Kotoran di Masjid
.
Oleh Syahruddin El Fikri
SAJADA.ID--Sahabat yang dirahmati Allah SWT.
Allah SWT menjanjikan pahala yang besar bagi umatnya yang peduli atas kesucian dan kebersihan rumah Allah, masjid atau musholla. Masjid adalah rumah Allah SWT. Masjid menjadi sebuah tempat bagi umat Islam untuk menjaga hubungan mereka dengan Allah SWT. Memakmurkan masjid juga bisa dilakukan dengan menjaga fisik masjid itu sendiri. Tidak harus dengan bermegah-megah dalam membangun masjid, tetapi cukup dengan menjaga kebersihannya.
1. Dosanya diampuni oleh Allah.
Orang yang menjaga kebersihan masjid, meskipun hanya dengan membuang kotoran sebesar biji sawi, maka dosanya akan diampuni oleh Allah. Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis yang ditulis oleh Imam Suyuthi dalam kitab Lubabul Hadis berikut;
مَنْ أَخْرَجَ قَذَرَةً مِنَ الْمَسْجِدِ بِقَدْرِ مَا يَدُوْرُ فِى الْعَيْنِ أَخْرَجَهُ اللهُ تَعَالَى مِنْ أعْظَمِ ذُنُوْبِهِ
Siapa yang mengeluarkan kotoran dari masjid dengan seukuran yang dapat dipandang oleh mata, maka Allah akan mengeluarkannya dari dosa-dosa yang besar dari dirinya.
Selengkapnya hadits dalam Bulughul Maryam disebutkan:
وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عُرِضَتْ عَلَيَّ أُجُورُ أُمَّتِي، حَتَّى الْقَذَاةُ يُخْرِجُهَاالرَّجُلُ مِنَ المَسْجِدِ». رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ، والتِّرْمِذيُّ وَاسْتَغْرَبَهُ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Diperlihatkan kepadaku pahala-pahala umatku, sampai pahala seseorang yang mengeluarkan kotoran dari masjid.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Hadits ini gharib menurut Tirmidzi dan sahih menurut Ibnu Khuzaimah). [HR. Abu Daud, no. 461; Tirmidzi, no. 2916; Ibnu Khuzaimah, no. 1297. Sanad hadits ini dhaif dilihat dari dua alasan. Pertama adalah hadits ini diriwayatkan dari Al-Muththalib bin ‘Abdullah, dari Anas, ia shaduq, tetapi banyak tadlis dan irsal. Kedua adalah di dalamnya terdapat Ibnu Juraij, ia termasuk perawi yang dhaif dari sisi tadlis, majhul, dan ‘an’anah. Karenanya hadits ini didhaifkan oleh Al-Bukhari, At-Tirmidzi, Al-Qurthubi, dan Al-Hafizh Ibnu Hajar. Kritikan terhadap kelanjutan matan dari hadits ini juga disebutkan oleh Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan dalam Minhah Al-‘Allam fii Syarh Bulugh Al-Maram, 2:500-501].
2. Dibangunkan satu rumah dan tempat di surga
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: أَمَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِبِنَاءِ الْمَسَاجِدِ فِي الدُّورِ، وَأَنْ تُنَظَّفَ، وَتُطَيَّبَ. رَوَاهُ أَحْمَدُ، وَأَبُو دَاوُدُ، وَالتِّرْمِذِيُّ، وَصَحَّحَ إرْسَالَهُ.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membangun masjid-masjid di kampung-kampung dan hendaknya dibersihkan dan diberi wewangian. (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini mursal) [HR. Abu Daud, no. 455; Tirmidzi, no. 594; Ibnu Majah, no. 759; Ahmad, 43:396, dari jalur Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Hadits ini diperselisihkan antara mursal ataukah mawshul. Imam Tirmidzi menguatkan bahwa hadits ini mursal].
Dalam sebuah hadis yang disebutkan oleh Imam Suyuthi dalam kitab Lubabul Hadis, dari Sa’id Al-Khudri, dia berkata bahwa Nabi Saw bersbda;
مَنْ أَخْرَجَ أَذًى مِنَ الْمَسْجِدِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
Siapa yang mengeluarkan kotoran dari masjid, maka Allah akan membangun rumah untuknya di dalam surga.
Dalam sebuah hadits diceritakan kemuliaan orang yang membersihkan kotoran di masjid.
“Ada seorang wanita biasa membersihkan kotoran di masjid. Kemudian meninggal dunia tapi Rasulullah tidak diberitahu tentang penguburannya. Maka Rasulullah bersabda, “Jika seseorang dari kalian meninggal maka beritahu saya.” Kemudian beliau mengerjakan shalat atasnya dan berkata, “Saya melihatnya berada di dalam Surga karena kotoran yang dia bersihkan dari masjid.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Kabir, no. 11442 dengan sanad Hasan).
3. Tempat Mulia di sisi Nabi SAW
Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ -فِي قِصَّةِ الْمَرْأَةِ الَّتِي كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ- قَال: فَسَأَلَ عَنْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا: مَاتَتْ فَقَالَ:أَفَلاَ كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوا أَمْرَهَا. فَقَالَ:دُلُّونِي عَلَى قَبْرِهَا فَدَلُّوهُ فَصَلَّى عَلَيْهَا.
Dari Abu Hurairah, mengenai kisah seorang perempuan yang biasa mengurus kebersihan masjid, dia berkata; Kemudian Nabi Saw bertanya tentang perempuan tersebut. Sahabat menjawab, ‘Ia telah wafat.’ Kemudian Nabi Saw berkata, ‘Kenapa kalian tidak memberitahukan kepadaku? Seakan-akan para sahabat meremehkan kedudukan perempuan tersebut. Kemudian Nabi Saw berkata, ‘Mari kalian tunjukkan kepadaku kuburan perempuan itu. Lalu Nabi Saw menyalatkannya.
4. Bagian dari Iman
Allah sangat mencintai kesucian. Suci dari hadats menjadi syarat sah ibadah. Perintah untuk senantiasa bersuci pun tercantum dalam Al-Qur’an. Membersihkan masjid bagian dari wujud keimanan.
5. Dapat Perlindungan Allah di Hari Kiamat
Orang yang peduli dengan masjid dan hatinya senantiasa terikat dengan masjid, maka di hari Kiamat nanti dia akan mendapatkan perlindungan dari Allah. Yakni disaat tidak ada lindungan atas panasnya suasana hari Kiamat. Orang yang peduli dengan masjid menjadi salah satu dari tujuh golongan yang mendapatkan perlindungan Allah di Hari Kiamat.
Demikianlah beberapa kemuliaan bagi orang yang peduli dengan masjid, dan memiliki jiwa terikat dengan masjid. Wallahu A'lam.