REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) mendapatkan apresiasi dari para Kepala Daerah di Jawa Barat, khususnya Kabupaten Karawang, Kota Cirebon, dan Kabupaten Bogor, atas upaya nyata pembinaan dan pendampingan UMKM di wilayah tersebut.
Melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) di bawah Payung Program Keberlanjutan 'Sampoerna Untuk Indonesia', Sampoerna bekerja sama dengan Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, baru-baru ini meluncurkan Program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024 secara serentak di empat lokasi secara hibrida yakni di Bandung, Karawang, Bogor dan Cirebon pada Kamis, 22 Februari 2024. UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024 merupakan program pendampingan, inkubasi, dan akselerasi UMKM khususnya dalam hal transformasi digital, dan menyasar sekitar 1.000 UMKM di Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Bupati Karawang Aep Syaepuloh mengatakan, Pemkab Karawang memiliki komitmen kuat untuk mendorong UMKM naik tingkat. Sejumlah pendampingan dari Dinas Koperasi dan UKM sejak 2021-2023 telah membantu UMKM di Karawang untuk naik tingkat.
Saat ini, produk UMKM asal Karawang sudah tersedia di minimarket di wilayah Karawang, Subang, Purwakarta dan Bekasi. Kolaborasi dengan Sampoerna melalui program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024 akan disinergikan dengan UMKM di Karawang.
"Sampoerna merupakan salah satu pelopor Pojok Lokal untuk UMKM. Kolaborasi ini kita padukan dengan yang berada di wilayah kita. Sampoerna juga telah mendampingi pengembangan destinasi wisata Jatidipala Tempuran sehingga sangat luar biasa," ujarnya saat memberikan sambutan pada Launching Program UMKM Untuk Indonesia 2024, Kamis (22/2/2023).
Sebagai informasi, Pojok Lokal merupakan salah satu fasilitas yang tersedia di jaringan toko kelontong tradisional yang didampingi Sampoerna melalui program Sampoerna Retail Community (SRC). Di Pojok Lokal, UMKM di sekitar toko SRC dapat menitipkan produknya untuk dipasarkan.
Aep berharap kolaborasi dengan Sampoerna untuk mendampingi UMKM diharapkan terus berlanjut. Pasalnya, Pemkab Karawang telah menjalin komunikasi dengan perusahaan di Karawang agar di setiap koperasi perusahaan menyediakan produk UMKM.
"Saat ini, kita tidak bisa lepas dari era digitalisasi. Kalau ingin maju, kita harus bisa mengikuti (digitalitasi). Melalui Dinas Koperasi dan UKM akan terus mendampingi para pelaku UMKM," katanya.
Terpisah, Agung Sedijono, Staf Ahli Wali Kota Cirebon Bidang Perekonomian dan Pembangunan mengatakan, UMKM asal Cirebon memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang. Kolaborasi dengan Sampoerna dan Yayasan INOTEK bakal membantu UMKM untuk naik kelas dan bisa memenangkan pasar pada era digital.
"UMKM tidak hanya singkatan dari Usaha Mikro Kecil Menengah tapi juga Usaha Maju Kian Makmur yang merupakan salah satu sasaran yang hendak dicapai melalui program UMKM Untuk Indonesia 2024," katanya.
Agung menuturkan dukungan Sampoerna dan Yayasan INOTEK memberikan dasar yang baik untuk pengembangan UMKM. Sampoerna, misalnya, telah memikirkan dan memiliki SETC sejak 2007 lalu, yang manfaatnya dirasakan saat ini.
Menurutnya, pada era digital, ketika semua orang berbelanja secara daring (online), UMKM juga harus mampu memasarkan produknya secara daring melalui sejumlah lokapasar atau marketplace.
"Era digital tidak bisa dilawan, siapa yang tidak mengikuti akan ketinggalan zaman. Di Cirebon ada ribuan UMKM, kami berharap meskipun bertahap semua bisa digarap Sampoerna untuk menjadikan Cirebon sebagai kota perdagangan yang maju menuju Indonesia Emas," jelasnya.
Sementara itu, Imam Wahyu Budiana, Kadis Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor yang mewakili Pj Bupati Bogor mengatakan, Pemkab Bogor juga mengapresiasi dan menyambut baik inisiatif Sampoerna.
Pemkab Bogor, lanjutnya, terus memberikan dukungan dan pendampingan bagi UMKM agar mampu meningkatkan level bisnisnya melalui fasilitasi, pendampingan, perizinan, pelatihan digital, produksi, sertifikasi dan lainnya.
"Saya juga minta UMKM agar terus meningkatkan kualitas produk, manajemen, dan pemasaran serta memperluas jaringan dengan stakeholder dan sesama UMKM," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Urusan Eksternal Sampoerna Ishak Danuningrat mengatakan, Program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024 membuka kesempatan bagi 1.000 UMKM dari berbagai kota/kabupaten di Jawa Barat dan DKI Jakarta untuk akselerasi kegiatan wirausaha. Setelah peluncuran di Jawa Barat, secara terpisah akan dilangsungkan peluncuran program UMKM Untuk Indonesia di DKI Jakarta.
"Nantinya 10 peserta terbaik akan turut berkompetisi pada acara puncak, yaitu IDEAL (Inovasi dan Digitalisasi Entrepreneur untuk Akselerasi Lanjutan) yang direncanakan akan digelar di bulan Agustus, di mana para peserta terbaik ini akan mendapatkan manfaat berupa pendampingan untuk peningkatan kapasitas produksi oleh BRIN," katanya.
Ishak melanjutkan, UMKM adalah tulang punggung ekonomi nasional yang membutuhkan dukungan semua pihak. Untuk itu kolaborasi dengan semua pihak sangat penting guna membantu UMKM lebih maju. Salah satu tantangan pengembangan UMKM, paparnya, ialah akses pasar. Sampoerna dan INOTEK berusaha menjawab tantangan itu melalui berbagai macam pelatihan dan workshop, termasuk digitalisasi, legalitas usaha, manajemen usaha dan lainnya.
"Kami percaya digitalisasi dan pendampingan adalah kunci mendukung UMKM agar semakin berdaya dan dapat menjadi bagian dari rantai pasok global. Jadi tidak hanya lokal, kami berharap sampai ke global," paparnya.
Ishak menegaskan, Sampoerna yang pada 2024 telah beroperasi di Indonesia selama 111 tahun ini konsisten berkomitmen untuk mengembangan UMKM Indonesia. Melalui program keberlanjutan Sampoerna Untuk Indonesia, Sampoerna memiliki dua program untuk UMKM.
Pertama, program SETC yang sudah hadir sejak 2007. SETC adalah program kewirausahaan terintegrasi meliputi pelatihan hingga pendampingan UMKM berbagai bidang termasuk hard dan soft skill hingga networking antarpelaku usaha.
Program SETC ditunjang oleh pusat pelatihan seluas 27 hektare (ha) berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur. Hingga saat ini, SETC telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 70.000 peserta dari seluruh Indonesia.
Kedua, program SRC yang hadir sejak 2008. SRC bertujuan membina toko kelontong tradisional lebih modern dan mendapatkan akses digital. Saat ini ekosistem SRC telah terkoneksi dengan sekitar 250 ribu toko kelontong di seluruh Indonesia.
Toko SRC memiliki Pojok Lokal di mana para pelaku UMKM di sekitar SRC dapat menitipkan produk mereka di toko tersebut. Adapun, mayoritas pelaku UMKM binaan program SETC dan SRC ialah perempuan. "Ini sama dengan yang disampaikan oleh Presiden beberapa waktu lalu, bahwa tulang punggung dari UMKM adalah para perempuan. Melalui SETC dan SRC kami berharap UMKM Indonesia dapat menjadi lebih produktif, mandiri dan berdaya saing," katanya.