REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanda depresi tidak melulu ditunjukkan dengan raut wajah sedih. Sering kali depresi tercermin dari suatu sikap yang tidak terduga.
Seseorang mungkin mengalami apa yang dialami 280 juta orang di seluruh dunia, yaitu depresi. Depresi adalah kondisi kesehatan mental yang dapat terlihat dalam bentuk kesedihan dan kelelahan. Namun sering kali, depresi juga dapat muncul dengan cara yang tidak diduga.
Ada beberapa gejala depresi yang bisa terlihat di tempat kerja. Dilansir di laman Huff Post pada Senin (4/3/2024), ada beberapa pernyataan para terapis tentang kebiasaan kerja yang umumnya merupakan tanda-tanda depresi terselubung. Berikut ini penjelasannya:
1. Bekerja lebih keras dari sebelumnya untuk menghindari pulang
Depresi dapat terlihat berbeda pada setiap orang. Beberapa rekan kerja mungkin tidak pernah menyangka bahwa Anda sedang menghadapi depresi karena masih tetap bekerja sebagai karyawan yang dapat diandalkan ketika yang lain pulang ke rumah.
“Bagi pekerja profesional sukses yang berkarier berdasarkan prestasi dan mendapatkan pengakuan dari pekerjaan, depresi mungkin terlihat lebih aktif,” kata Alicia Velez, pekerja sosial klinis berlisensi yang berbasis di Brooklyn, New York.
Dia mencontohkan, hal tersebut salah satunya terjadi pada seorang karyawan yang bercerai dalam pernikahan sehingga itu membuat seseorang yang bekerja lebih lama dari biasanya. "Mungkin mereka melakukan perjalanan bisnis yang panjang, atau ingin menjadi orang yang menangani kasus atau masalah yang menantang,” kata Velez.
Validasi dan pengakuan di tempat kerja cenderung terasa lebih baik dibandingkan harus menghadapi kenyataan bahwa sebuah pernikahan sudah berakhir.
2. Pernah menjadi orang yang suka bersosialisasi, tetapi sekarang menghindari rekan kerja
Cara berinteraksi dengan rekan kerja di tempat kerja juga bisa jadi tanda depresi halus. Menurut Velez, menarik diri dari rekan kerja dan mengasingkan diri adalah dua tanda umum depresi.
“Ini mungkin terlihat seperti seseorang yang dulu aktif berpartisipasi dalam rapat (sekarang) lebih pendiam, duduk di belakang ruangan, atau bahkan melewatkan rapat sama sekali," kata dia.
3. Terus-menerus melewatkan tenggat waktu dan rapat
Jika menyerahkan pekerjaan tepat waktu atau bahkan datang kerja dirasa menjadi sebuah perjuangan yang berat, itu juga bisa menjadi gejala depresi. Howes mencontohkan seseorang yang menikmati pekerjaannya, terlibat aktif dalam proyeknya, dan sering berhubungan dengan rekan kerjanya. Ketika mengalami depresi, dia mulai tertidur karena alarmnya dan datang terlambat ke tempat kerja.
"Dia terlambat memenuhi tenggat waktu, berhenti makan siang bersama rekan-rekannya, dan menjadi sangat kritis terhadap kinerja dirinya dan rekan kerjanya,” kata Ryan Howes, psikolog yang berbasis di Pasadena, California.
4. Mengalami kemarahan meluap-luap di tempat kerja
Depresi tidak hanya membuat orang merasa sedih, tapi juga sangat mudah tersinggung. Menurut Shannon Garcia, psikoterapis di States of Wellness Counseling yang berbasis di Illinois dan Wisconsin, jika setiap gangguan kecil membuat kesal di tempat kerja, ini bisa menjadi sinyal untuk melihat lebih dalam penyebabnya.
5. Kehilangan motivasi atau minat pada pekerjaan yang biasa dinikmati
Ada perbedaan antara tugas yang membosankan dan pola sikap apatis yang mengkhawatirkan. Perhatikan perubahan tentang perasaan Anda terhadap pekerjaan yang biasa Anda lakukan dengan kepuasan.
“Anda mungkin menyadari diri Anda hanya menatap layar, berpura-pura sibuk, atau melakukan apa pun selain menangani hal-hal besar,” kata Garcia.
Langkah apa yang perlu dilakukan jika mengalami depresi?
Jika tanda-tanda ini selaras dengan pengalaman di tempat kerja, ketahuilah bahwa Anda tidak harus menghadapi depresi sendirian. Ada beberapa langkah yang dapat diambil segera untuk mengatasi perasaan dan menjadi lebih baik. Beriku ini rinciannya:
1. Sadari kesehatan
Pastikah kesehatan fisik secara baik. Apakah sejauh ini merasa lebih lelah dari biasanya? Bagaimana konsumsi alkohol atau ganja? Apakah Anda kurang tidur atau bahkan berlebihan?
Bagaimana hubungan Anda dengan olahraga dan gerakan? Apakah ada titik-titik ketegangan yang mengganggu di bagian tubuh Anda?
“Tanda dan sinyal fisik dapat mengingatkan Anda bahwa mungkin inilah saatnya untuk mengakui perasaan tidak nyaman tersebut,” kata Velez.
2. Bicara dengan orang-orang terkasih dan teman yang dipercaya
Saat seseorang mengalami depresi, mungkin tidak ingin banyak diketahui karena merasa tidak layak mendapat dukungan dari teman. Namun faktanya, berbicara dengan beberapa rekan tepercaya dan orang-orang terkasih bisa menjadi hal yang diperlukan untuk membantu melawan sikap menarik diri dan terisolasi.
“Cara terbaik untuk mulai mengelola depresi adalah dengan membicarakannya dengan seseorang,” kata Howes.
3. Cari bantuan profesional
“Ketahuilah bahwa depresi sangat umum terjadi dan sering kali memberikan respons yang baik terhadap pengobatan,” kata Howes.
Jika merasa mengalami depresi, segera konsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan mental. Mereka dapat menilai gejala Anda dan merekomendasikan pengobatan yang mungkin mencakup terapi, pengobatan, atau keduanya.
Mengutip penelitian psikiater dr Aaron T Beck tentang terapi perilaku kognitif, Velez mengatakan penting juga untuk mengetahui apakah pekerjaan memberi kemampuan untuk merasakan kesenangan, rasa kenikmatan, dan penguasaan, atau rasa pencapaian. Sebab itulah faktor-faktor yang dibutuhkan orang untuk melawan depresi.