Rabu 06 Mar 2024 16:40 WIB

UMKM Terus Didorong Digitalisasi Masuk E-Commerce

Pemerintah targetkan 30 juta pelaku UMKM untuk go digital pada 2024.

Pedagang melakukan live streaming di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu (6/3/2024). Menjelang bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah, pedagang busana muslim dan muslimah di Pasar Tanah Abang mengalami kenaikan omset hingga 50 persen. Para pengunjung mulai berburu busana muslim seperti gamis, baju koko, kopiah, sarung dan sejadah untuk menyambut bulan Ramdhan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pedagang melakukan live streaming di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu (6/3/2024). Menjelang bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah, pedagang busana muslim dan muslimah di Pasar Tanah Abang mengalami kenaikan omset hingga 50 persen. Para pengunjung mulai berburu busana muslim seperti gamis, baju koko, kopiah, sarung dan sejadah untuk menyambut bulan Ramdhan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersinergi dengan Tokopedia, Tiktok dan Bank Jago memberikan pelatihan tentang pemanfaatan teknologi digital utamanya e-commerce kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah tersebut.

Pelatihan untuk meningkatkan daya saing UMKM Yogyakarta bertajuk “Upgrade Skill Bersama Tokopedia dan Tiktok Selalu Untung lewat Digital”, dilakukan Tokopedia dan Tiktokshop bersama Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta.

Baca Juga

Kepala Bidang Usaha Mikro Dinas Koperasi dan UKM D.I Yogyakarta Tatik Ratnawati di Yogyakarta, Rabu (6/3/2024) mengatakan sangat mendukung kegiatan tersebut karena dengan memanfaatkan e-commerce, UMKM memiliki kesempatan untuk menjangkau konsumen yang lebih luas, dengan begitu potensi pertumbuhan bisnis bisa lebih besar.

“(Penjualan) hanya melalui offline sepertinya kurang, tentunya dengan online seperti ini jaringannya akan lebih sangat luas, pasar nya lebih kemana-mana baik di lokal nasional bahkan internasional, sehingga tidak ada jarak ruang dan waktu dan juga lokasi bagi UMKM untuk berjualan,” kata Tatik.

Tatik menyebut saat ini jumlah UMKM yang ada di daerah DI Yogyakarta sekitar 340 ribu. Data itu mengacu kepada UMKM yang telah terdaftar di aplikasi Sibakul Jogja. Dari jumlah tersebut sudah melalukan penjualan secara daring melalui berbagai platform media sosial sudah mencapai sekitar 75 persen.

“Jumlah UKM di Sibakul ada 340 ribuan dan yang sudah go digital memanfaatkan media promosi pemasaran atau pembayaran online, QRIS dari yang paling sederhana WA Bisnis, IG, Facebook, marketplace juga e-commerce seperti Tiktok, Bukalapak ada sekitar 75 persen,” jelas Tatik.

Oleh karena itu, Tatik menilai melalui pelatihan tersebut para pelaku UMKM dapat beradaptasi di e-commerce sehingga mereka bisa mengelola bisnis dengan lebih efisien, termasuk dalam hal manajemen stok, pembayaran, dan pengiriman.

“Kita tidak bisa bekerja sendiri sehingga Dinas Koperasi dan UKM itu membuka peluang berkolaborasi dengan siapa pun baik swasta maupun pemerintah termasuk Tokopedia dan Tiktok, sehingga kita terus mendorong teman teman UKM melalui pendekatan dan juga pendampingan supaya mereka bisa mengikuti e-comerce,” kata Tatik.

Sementara itu Head of Communication Tokopedia Aditia Grasio Nelwan mengatakan bahwa pihaknya terus mendorong pelaku UKM di seluruh Indonesia agar bisa melakukan penjualan melalui dua platform yakni Tokopedia dan Tiktok Shop.

“Sehingga bisa lebih menyesuaikan dengan jaman, untuk bisa menjadi lebih baik lagi dan tidak hanya menjual di sekitaran Jogja saja tapi bisa di seluruh wilayah Indonesia,” kata Aditia.

Aditia mengatakan bahwa kegiatan tersebut juga bentuk dukungan terhadap pemerintah untuk meningkatkan UMKM yang mengakselerasi penggunaan e-commerce dalam peningkatan penjualan produk lokal hingga ke luar negeri.

“Pelatihan yang diberikan seperti trik and trik gimana caranya memanfaatkan misalnya bagaimana cara penjual bisa memanfaatkan fitur fitur promosi dan dukungan lain untuk berjalan, bagaimana memanfaatkan Live Streaming, bagaimana memanfaatkan platform untuk berjalan,” kata Aditia.

Ia berharap bahwa melalui sosialisasi tersebut, pola pemasaran pelaku UMKM di Yogyakarta dapat berubah dari konvensional menjadi online. Menurutnya, perubahan ini sangat penting mengingat tren bisnis yang semakin mengarah ke ranah digital.

Sebelumnya Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin optimistis 30 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk go digital pada 2024.

“Targetnya 30 juta (UMKM) pada 2024, sekarang ini sudah 27 juta. Ya saat ini kami masih memberikan edukasi, literasi digital kepada para UMKM, bukan hanya pemerintah tapi kami bersinergi juga dengan para pelaku,” kata Rudy di Jakarta Senin (4/12/2023).

Rudy menjelaskan, pemerintah tidak hanya memfokuskan UMKM untuk go digital, namun juga menginisiasi berbagai strategi agar produk-produk UMKM dapat bersaing di pasar internasional, khususnya di kawasan ASEAN.

Pemerintah terus memperkuat kerja sama dengan berbagai platform niaga elektronik (e-Commerce) hingga perusahaan teknologi finansial (fintech) agar mampu mencapai target tersebut.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement