Senin 11 Mar 2024 05:30 WIB

Bunuh Diri Sekeluarga di Penjaringan, Tetangga: Korban Dulu Orang Berada

Korban EA (50 tahun) terikat tali dengan JL (15) dan AEL (52) terikat dengan JWA (13)

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Erik Purnama Putra
Warga berdoa di sekitar TKP sekeluarga bunuh diri, Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Ahad (10/3/2024).
Foto: Dok Republika
Warga berdoa di sekitar TKP sekeluarga bunuh diri, Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Ahad (10/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat orang melakukan aksi bunuh diri dengan loncat dari rooftop Apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut), pada Sabtu (9/3/2024) sore WIB. Empat orang itu diketahui masih satu keluarga, yaitu ayah, ibu, dan dua orang anaknya.

Salah seorang tetangga korban menduga aksi bunuh diri itu didasari faktor ekonomi. Pasalnya, korban disebut sering hendak meminjam uang kepadanya. Diduga, uang itu digunakan untuk gali lobang tutup lobang.

Baca Juga

Bahkan, sejumlah orang pernah mendatangi rumah korban diduga untuk menagih utang. "Kelihatannya dia kayaknya ada desakan itu (ekonomi)," kata tetangga korban yang enggan disebut namanya saat ditemui Republika.co.id di Apartemen Teluk Intan, Jakut, Ahad (10/3/2024).

Korban disebut sempat hendak meminjam uang sampai Rp 20 juta untuk modal usaha. Namun, sang tetangga tak bisa meminjamkan uangnya karena nominal yang dibutuhkan korban terlalu besar.

Menurut dia, korban sudah cukup lama, lebih dari setahun terakhir tak menghuni unitnya di Apartemen Teluk Intan. Korban disebut sudah mengutarakan niat untuk pindah ke Kota Solo, Jawa Tengah. Ia tak tahu pasti penyebab kepindahan korban, tapi diduga karena motif ekonomi.

Dia juga heran, mengapa kondisi ekonomi keluarga itu bisa berubah drastis. "Dulu itu kayaknya orang berada. Anaknya sekolah di tempat-tempat bergengsi," kata sang tetangga tersebut.

Aksi bunuh diri yang terjadi pada Sabtu sore itu sontak menggegerkan warga sekitar. Pantauan Republika.co.id pada Ahad siang sampai sore, sejumlah orang yang berlalu-lalang terlihat penasaran dengan tempat kejadian perkara (TKP) bunuh diri yang masih dipasang garis polisi (police line).

Di lokasi korban terjatuh juga masih terlihat sisa bercak darah, meski tempat itu telah ditutupi dengan plastik dan kardus. Setiap ada orang yang hendak memotret di tempat itu, petugas keamanan selalu memberi peringatan atau larangan agar tidak mengambil gambar.

Baca: Penuh Haru, UMM Kukuhkan Guru Besar Aris Winaya Bersama Almarhum Istrinya

Pun terlihat ada polisi berpakaian preman yang secara diam-diam mengamati sekitar TKP tempat bunuh diri sekeluarga tersebut. Pun ada beberapa warga yang sempat menyalakan lilin untuk mendoakan para korban.

Tangannya terikat...

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement