Senin 11 Mar 2024 15:42 WIB

Nanoplastik dalam Tubuh Tingkatkan Risiko Serangan Jantung Hingga Kematian Dini

Paparan nanoplastik berkaitan dengan peningkatan serangan jantung dan strok.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Seseorang terkena serangan jantung. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Seseorang terkena serangan jantung. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paparan mikroplastik nanoplastik pada jaringan arteri karotis tampak berkaitan dengan peningkatan risiko serangan jantung, strok, serta kematian dini akibat semua penyebab. Peningkatan risiko ini mencapai dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan orang yang tak memiliki nanoplastik pada jaringan arteri karotis mereka.

"Sampai sekarang, studi kami merupakan (studi) pertama yang mengaitkan antara kontaminasi plastik dengan penyakit manusia," jelas ketua tim peneliti Raffaele Marfella dalam New England Journal of Medicine, seperti dilansir CNN pada Senin (11/3/2024).

Baca Juga

Nanoplastik merupakan serpihan plastik dengan ukuran yang lebih kecil bila dibandingkan dengan mikroplastik. Sebagai gambaran, fragmen polimer mikroplastik memiliki ukuran di bawah 5 milimeter hingga 1 mikrometer. Fragmen polimer dengan ukuran lebih kecil dari itu dikategorikan sebagai nanoplastik.

Melalui studi ini, tim peneliti melibatkan 257 orang pasien yang menjalani prosedur endarterektomi karotis sebagai partisipan. Prosedur ini dilakukan dengan cara membuka arteri karotis lalu membuang semua plak yang menempel di dalamnya.

Tim peneliti lalu menganalisis keberadaan partikel-partikel asing pada plak dan jaringan pasien yang dibuang dari prosedur tersebut. Dari analisis ini, tim peneliti menemukan jenis plastik polietilen dalam jumlah yang signifikan pada jaringan plak yang berasal dari 150 orang pasien. Polietilen adalah jenis plastik yang umum digunakan pada plastic wrap, kantong plastik, dan kontainer makanan atau minuman.

Sebagian sampel dari pasien juga tampak memiliki klorin, yaitu senyawa yang biasa digunakan untuk mengelola air kolam renang dan memproduksi beragam produk konsumen seperti kertas hingga cat. Tak hanya itu, tim peneliti juga mendapati adanya polyvinyl chloride atau PVC pada jaringan dari 31 orang pasien.

Dari temuan ini, tim peneliti lalu memantau para pasien yang memiliki serpihan mikroplastik dan nanoplastik di dalam tubuh mereka selama 34 bulan. Hasil studi menunjukkan bahwa paparan mikroplastik dan nanoplastik pada jaringan arteri karotis tampak berkaitan dengan peningkatan risiko serangan jantung, strok, atau kematian dini akibat semua penyebab hingga dua kali lipat.

Selain itu, jaringan plak yang terpapar serpihan plastik juga tampak menunjukkan adanya peningkatan peradangan di dalam tubuh. Menurut associate professor di bidang farmakologi dan toksikologi dari Ernest Mario School of Pharmacy di Rutgers University, Phoebe Stapleton, peradangan tingkat rendah berkaitan dengan sejumlah penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskular.

"Keberadaan mikroplastik dan nanoplastik, serta peradangan yang muncul setelahnya, bisa berperan dalam meningkatkan peluang seseorang untuk terkena penyakit kronis ini," ungkap Stapleton.

Kiat menghindari paparan mikroplastik dan nanoplastik....

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement