REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pilot dan kopilot Batik Air sebelumnya didapati tertidur saat melakukan penerbangan. Berkaca dari kejadian tersebut, pengamat penerbangan Gerry Soejatman mengungkapkan ada sebuah sistem yang tersedia bisa dipasang di pesawat untuk mencegah kedua pilot bablas ketiduran.
"Di Boeing 777 ada Pilot Response Challenge atau Crew Alertness Monitor (CAM)," kata Gerry dari akun X miliknya @GerryS dikutip Republika, Selasa (12/3/2024).
Dengan adanya sistem tersebut, Gerry menjelaskan pesawat memonitor switch action melalui panel autopilot, pengendali display kopilot, serta engine indication dan CAS. Begitu juga melalui panel input Flight Management Computer, VHF/HF press-to-talk switches, dan pengaktifan top of descent (TOD).
Gerry menegaskan, jika tidak ada aktifitas di switches tersebut setelah beberapa menit, maka pesawat akan mengeluarkan EICAS caution atau pilot response.
"Untuk mematikan caution tersebut, maka salah satu switches yang tersebut diatas harus dipencet atau putar, dan cautionnya akan hilang dan timer Crew Alertness Monitor-nya direset," jelas Gerry.
Jika tidak ada respons, Gerry menuturkan akan keluar peringatan di EICAS Display. Gerry mengungkapkan, CAM tersebut dapat dipasang sesuai keinginan maskapai.
"Sayangnya, system ini belum terpasang bahkan belum menjadi opsi di semua tipe pesawat komersil dan masih hanya ada di pesawat widebody atau long haul. Seingat saya yang sudah pernah dipasang ada di Boeing 747-400, Boeing 767-300ER, dan Boeing 777," ungkap Gerry.
Dengan makin banyaknya overnight operations di penerbangan jarak pendek dan menengah menggunakan pesawat narrow body, Gerry menilai sebaiknya CAM bisa menjadi opsi di semua tipe pesawat komersil. Bahkan, Gerry menilai sistem tersebut juga bisa menjadi mandatory.
"Kalau tidak pasang CAM ini, ya sebaiknya kalau mau tidur (bergiliran), pilotnya pasang alarm di HP atau tablet biar kalau pada bablas ketiduran nggak sampai terlalu lama hingga bahan bakar teralu tipis," tutur Gerry.