REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo menegaskan pentingnya kesetaraan gender dalam keluarga dalam mendorong pembangunan masyarakat dan pembangunan bangsa. Kowani percaya bahwa kesetaraan gender, khususnya di dalam keluarga, merupakan hal yang tidak bisa dikompromikan di era sekarang ini.
"Ini bukan hanya tentang kesetaraan status pasangan, sehingga mereka memiliki peran yang sama dalam pengambilan keputusan atau perencanaan keluarga untuk masa depan, tetapi juga tentang berbagi tanggung jawab rumah tangga rumah tangga, mencari nafkah, dan pengasuhan anak di antara pasangan," ujar Giwo dalam side event Indonesia bersama Singapura yang mengusung tema 'Gender Equality & Family Development in Southeast Asia', Rabu (13/3/2024).
Ketua Umum Kowani yang tampil sebagai pembicara dalam side event Commission on the Status of Women atau Sidang Komisi Status Perempuan ke-68 yang diselenggarakan di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat. Kegiatan tersebut dihadiri Menteri Negara Kementerian Sosial dan Pembangunan Keluarga Singapura, Sun Xueling dan Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Lenny Nurhayanti Rosalin.
Keluarga yang kuat dan saling mendukung, lanjut Giwo, akan memberdayakan laki-laki dan perempuan untuk untuk mencapai aspirasi mereka bersama-sama. Namun, kesetaraan gender dalam keluarga dinilai masih relatif rendah. Tanpa adanya kesadaran gender dalam keluarga, maka akan terjadi kurangnya saling menghormati di dalam lingkungan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Padahal keseluruhan tatanan masyarakat dimulai dari keluarga.
"Saya percaya bahwa kesetaraan gender dalam keluarga akan membawa tiga manfaat penting manfaat. Pertama, menumbuhkan keharmonisan dan kedamaian. Kedua, meningkatkan kesejahteraan keluarga. Ketiga, membantu keuangan keluarga Untuk mencapai kesetaraan dan pemberdayaan yang seimbang," jelas Wakil Presiden International Council of Women (ICW) itu.
Beberapa program pelatihan pengembangan keluarga yang diselenggarakan Kowani diantaranya, untuk bidang ekonomid diselenggarakan ACWO Fair Expo pada Oktober 2023 yang diikuti lebih dari 1.300 peserta dari negara-negara ASEAN dan W20, termasuk UKM dan berbagai UKM dan berbagai organisasi perempuan di Indonesia. Kowani juga memberikan edukasi, sosialisasi, dan pelatihan kepada perempuan dalam mengelola UKM melalui Kowani Fair sejak 1999, terutama kepada 103 anggota organisasi Kowani di tingkat akar rumput.
Pada bidang sosial, pada pandemi Covid-19, Kowani fokus pada kesehatan dan kesejahteraan keluarga, melalui gerakan Ibu Bangsa untuk mempercepat penurunan stunting, gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Hidup Sehat (PHBS), gerakan Ibu Bangsa Anti Tembakau/Anti-Zat Adiktif dan menjalankan proyek malnutrisi yang didukung oleh ICW.
"Kami terus menerus berkolaborasi dengan Pemerintah, BKKBN, CSR, dan organisasi masyarakat lainnya termasuk Aliansi Pita Putih Indonesia dan lainnya. Dalam advokasi kami untuk kesetaraan gender, Kowani menggarisbawahi komitmennya di dua belas bidang penting. Kami dengan gigih meningkatkan kesadaran akan kesetaraan gender dan memerangi diskriminasi di berbagai platform, termasuk forum W20, ICW, dan forum ACWO," tuturnya,
Dalam kesempatan itu, Giwo menegaskan peran penting kesetaraan gender dalam keluarga sebagai landasan bagi kemajuan bangsa. Perempuan, sebagai arsitek struktur keluarga dan masyarakat memegang kunci untuk membuka pembangunan berkelanjutan di ASEAN dan di luar ASEAN. dan seterusnya.
"Melalui upaya bersama kami, yang dipandu oleh mantra 'Perempuan Berdaya, Bangsa yang Maju' kami bercita-cita untuk mendorong pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya bermanfaat bagi negara-negara ASEAN, tetapi juga bagi masyarakat global," katanya.
Side event tersebut mempertemukan panelis yang terdiri dari kepala delegasi dan perwakilan masyarakat sipil di negara anggota ASEAN. Tujuan dari side event tersebut yakni mengeksplorasi dan bertukar gagasan mengenai peran keluarga dan mendorong kemitraan setara antara perempuan dan laki-laki, anak perempuan dan anak laki-laki, untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan untuk mencapai aspirasi mereka dan mewujudkan potensi penuh mereka.
Kemudian membahas tantangan dan peluang dalam memperkuat institusi keluarga dan mendorong kesetaraan gender. Serta menampilkan praktik terbaik dan pendekatan kemitraan antara pemerintah dan sektor masyarakat untuk kesetaraan gender dan pembangunan keluarga di Asia Tenggara.