REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Pemerintah provinsi (Pemprov) Jabar siap menggelontorkan bantuan tidak terduga (BTT) untuk membantu korban terdampak gelombang pasang di wilayah selatan Jabar. Namun, menurut Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, pihaknya harus menunggu keputusan dari pemerintah kabupaten/kota setempat, sebelum menyalurkan BTT untuk para korban.
"Kami masih mencari skema, apakah BTT atau stimulan. Kalau BTT, itu ada tanggap darurat (keputusan kabupaten/kota terkait bencana). Tapi apakah bisa atau tidak. Kami akan berkoordinasi dengan BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan) untuk penetapan kasus ini," ujar Bey Machmudin di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis petang (14/3/2024).
Terkait wacana BTT ini, kata Bey, pihaknya berfokus pada perbaikan rumah korban terdampak gelombang pasang. Meski diakuinya, bantuan tersebut besar kemungkinan baru bisa dicairkan asal pemerintah setempat menetapkan status tanggap darurat.
"Kalau rumah itu mungkin akan BTT, yang pasti penting tanggap darurat dulu. Kapal (rusak), ini mata pencaharian mereka. Itu juga (kita) memikirkan, karena mereka sudah tiga hari tidak melaut. Berarti mereka tidak punya pendapatan," katanya.
Gelombang pasang terjadi di beberapa daerah di Jawa Barat, yakni Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi, Pantai Jayanti Kabupaten Cianjur dan Pantai Rancabuaya Kabupaten Garut. Paling parah, terjadi di Pantai Rancabuaya, dimana ada 141 kapal yang sedang bersandar di pesisir mengalami kerusakan akibat dihantam gelombang pasang.