REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, memimpin latihan militer yang melibatkan tentara penerjun payung. Kim pun menyerukan persiapan penuh untuk perang.
''Pelatihan unit militer lintas udara yang diadakan pada Jumat (15/3/2024), bertujuan untuk memeriksa kesiapan pasukan terjun payung untuk dimobilisasi dalam setiap rencana operasi militer saat keadaan darurat di masa perang,'' demikian menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Latihan tersebut sepertinya balasan atas latihan militer bersama Korea Selatan dengan Amerika Serikat. Kim menekankan bahwa tugas utama Tentara Rakyat Korea (KPA) adalah melakukan persiapan penuh untuk perang.
Dia menggarisbawahi perlunya setiap personel militer KPA mempersenjatai diri mereka dengan tekad melawan musuh. Dan KPA, sebut KCNA, memiliki pandangan menyeluruh mengenai perang bahwa mereka harus mengubah sejarah tanpa gagal jika perang pecah.
Pada Kamis, Korsel dan AS menyelesaikan latihan Freedom Shield tahunan setelah 11 hari pelaksanaan. Kedua sekutu menggelar latihan militer untuk memperkuat pertahanan melawan ancaman nuklir dan rudal Korut.
Sebagai balasan, pemimpin Korut tersebut memimpin latihan militer. Termasuk latihan tembak artileri dan latihan yang melibatkan unit tank.
Kim Jong-un telah mendefinisikan hubungan antar-Korea sebagai hubungan antara dua negara yang saling bermusuhan. Dan, dia berjanji untuk mengendalikan wilayah Korea Selatan jika terjadi perang.