Senin 18 Mar 2024 23:28 WIB

Pupuk Indonesia Digitalisasi 27 Ribu Kios Penyaluran Pupuk Subsidi

Sistem digitalisasi bisa mendeteksi kebutuhan pupuk dan hindari kecurangan.

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kios Pupuk Bersubsidi milik Koperasi Krama Subak Lumbung Sari Temesi, di Kabupaten Gianyar, Bali kini menerapkan aplikasi digital i-Pubers untuk petani yang ingin menebus pupuk subsidi. Lewat aplikasi, penebusan jadi lebih mudah karena hanya perlu menunjukkan KTP.
Foto: Republika/Dedy Darmawan Nasution
Kios Pupuk Bersubsidi milik Koperasi Krama Subak Lumbung Sari Temesi, di Kabupaten Gianyar, Bali kini menerapkan aplikasi digital i-Pubers untuk petani yang ingin menebus pupuk subsidi. Lewat aplikasi, penebusan jadi lebih mudah karena hanya perlu menunjukkan KTP.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan pihaknya telah melakukan digitalisasi sebanyak 27 ribu lebih kios pupuk subsidi di seluruh Indonesia sehingga penyaluran lebih efisien dan tepat sasaran.

“Nah kita putuskan untuk melaksanakan arahan dari Presiden Joko Widodo itu kita mendigitalisasi seluruh kios pupuk 27 ribu lebih kios itu kita digitalisasi,” kata Rahmad di sela Buka Puasa Bersama Media bertajuk Kinerja Berkelanjutan Pupuk Indonesia di Jakarta, Senin.

Rahmad menyampaikan digitalisasi sangat penting dilakukan dalam pendistribusian pupuk utamanya subsidi agar menghindari kericuhan dan mengefisienkan penyaluran.

“Pak Presiden Jokowi menyampaikan keinginannya bahwa orang menebus pupuk hanya dengan KTP, kalau waktu itu menebus dengan KTP dan kita tidak punya sistem digital ini akan menjadi chaos, karena bayangkan KTP kemudian buka catatan yang cukup banyak, itu akan menjadi chaos,” ujar Ramhad.

Selain itu, dengan penerapan sistem digitalisasi maka setiap orang dapat dideteksi dengan cepat terkait berapa alokasi yang berhak didapatkan ataupun menghindari adanya kecurangan permintaan pupuk.

“Nah kita digitalisasi, semua orang sekarang kita bisa tau, NIK nya itu bisa diketik akan ketahuan punya alokasi pupuk berapa. Kalau sudah pernah nebus, nebus di toko mana, fotonya akan ada semua,” tutur Rahmad.

Dengan digitalisasi, kata Rahmad, maka Pupuk Indonesia juga dapat memberikan masukan kepada pemerintah terkait musim tanam dan panen tiga bulan ke depan berdasarkan data yang terkumpul. Digitalisasi juga memungkinkan pengumpulan big data yang memuat informasi transaksi dan kuantitas pupuk yang terjual.

“Itu tanggal 1 Februari kita online, sampai saat ini, sistem ini mencatat hampir 4.561.362 transaksi, dan kuantumnya sudah 712.198 ton (pupuk disalurkan),” kata Rahmad.

Ia menuturkan bahwa digitalisasi kios penyaluran pupuk merupakan langkah signifikan dalam meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam distribusi pupuk subsidi. Dengan sistem yang lebih terkontrol, diharapkan pupuk dapat tersalurkan tepat waktu dan tepat jumlah kepada petani.

Menurut Rahmad, pupuk memainkan peran krusial dalam mendukung pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil panen, sehingga sangatlah penting untuk memastikan distribusi pupuk yang efisien dan terukur.

Dengan digitalisasi kios penyaluran pupuk subsidi, lanjut Rahmad, Pupuk Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan kepada petani Indonesia dan mendukung ketahanan pangan negara.

“Betapa pentingnya pupuk bagi produktivitas pertanian, makanan pertanian. Kalau manusia ada empat sehat lima sempurna, tapi kalau tanaman itu ada pupuk, kata Rahmad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement