Selasa 19 Mar 2024 23:08 WIB

Pengusaha Khawatir Stok Barang Kosong Jelang Lebaran

Pembatasan impor bahan baku ditakutkan mengganggu produksi dalam negeri.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Asosiasi ritel dan ekosistem menggelar konferensi pers soal pemberantasan impor ilegal, di Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Asosiasi ritel dan ekosistem menggelar konferensi pers soal pemberantasan impor ilegal, di Jakarta, Selasa (19/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para Pengusaha mengaku khawatir jika stok barang dagangannya tidak bisa memenuhi permintaan masyarakat menjelang Lebaran. Itu karena, meski sudah ada perubahan pada pelarangan terbatas (lartas) impor dalam Peraturan Menteri Perdagagan (Permendag) Nomor 3 Tahun 2024, namun pelaksanaannya masih sama.

"Kita khawatirkan saat ini justru kalau ada event besar seperti Lebaran pasti kita ada diskon. Yang kita khawatirkan stoknya, karena sejak 10 Maret permendag dijalankan, itu belum ada satu pun izin impor yang bisa kita dapat," ujar Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Baca Juga

Maka, kata dia, kemungkinan stoknya bakal kosong. Dengan begitu, dapat mempengaruhi penjualan dan pendapatan negara dari pajak.

Budihardjo pun mengaku mendukung kebijakan lartas impor. Kebijakan tersebut diharapkan mampu melindungi produk dalam negeri dari praktik ilegal yang menjual barang dengan harga murah.

Dirinya turut menyinggung soal pembatasan impor bahan baku yang ditakutkan mengganggu produksi dalam negeri.

"Peraturannya kita dukung, tapi di dalam negerinya nggak ada stok barangnya, terus turis yang datang mau beli apa?" Katanya.

Ia berharap, ke depannya Indonesia bisa menjadi pusat belanja bagi turis asing. Maka, kata dia, dari sisi stok dan harga harus bersaing.

"Ingin sekali Indonesia menjadi surga belanja. Kemarin ada konser Taylor Swift di Singapore kita kalah, diharapkan turis masuk ke Indonesia dan berbelanja. Kalau bisa jastipnya (jasa titip) dari Indonesia," jelas Budihardjo.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement