REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merokok sering dikaitkan dengan kerusakan paru-paru, namun dampak merokok terhadap kerusakan jantung juga sama besar. Penyakit jantung pun masih menjadi penyebab utama kematian secara global, dan merokok merupakan faktor risiko utama.
Dikutip dari laman Knowridge, Kamis (21/3/2024), rokok mengandung campuran racun yang terdiri dari sekitar 7.000 bahan kimia. Ratusan di antaranya berbahaya dan setidaknya ada 69 dapat menyebabkan kanker. Jika menyangkut jantung, kerusakan akibat merokok tidak main-main.
Nikotin, zat adiktif dalam rokok, meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, membuat jantung bekerja lebih keras dari yang seharusnya. Bahan kimia dalam asap rokok juga merusak fungsi jantung dan struktur serta fungsi pembuluh darah.
Pada akhirnya, itu menyebabkan aterosklerosis, penyakit dimana plak menumpuk di arteri. Penumpukan ini mempersempit arteri, mengurangi aliran darah ke jantung dan bagian tubuh lainnya, yang dapat menyebabkan serangan jantung dan strok.
Selain itu, merokok berkontribusi terhadap pembentukan bekuan darah, yang dapat menyumbat arteri. Karbon monoksida dari asap rokok menggantikan sebagian oksigen dalam darah, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah dan detak jantung.
Untungnya, tubuh akan mulai menyembuhkan dirinya sendiri segera setelah seseorang berhenti merokok. Hal itu memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan jantung. Salah satu manfaat langsung dari berhenti merokok adalah penurunan detak jantung.
Tekanan darah juga turun dalam waktu 20 menit setelah seseorang mengisap rokok terakhir. Dalam waktu 12 jam, kadar karbon monoksida dalam darah turun menjadi normal, sehingga lebih banyak oksigen dapat disalurkan ke organ vital seperti jantung.
Beberapa pekan dan bulan berikutnya, sirkulasi darah berangsur-angsur membaik, dan fungsi paru-paru meningkat. Manfaat jangka panjang termasuk penurunan drastis risiko penyakit jantung koroner, strok, dan penyakit pembuluh darah perifer.