Kamis 21 Mar 2024 22:04 WIB

CNPC akan Gabung dengan Perusahaan Minyak Gas Dunia Tekan Emisi Metana

CNPC berkomitmen untuk wujudkan emisi nol karbon sebelum 2050.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
China National Petroleum Corp (CNPC) akan segera bergabung dengan komitmen perusahaan-perusahaan minyak dan gas untuk mengurangi emisi metana hingga nol pada tahun 2030.
Foto: www.freepik.com
China National Petroleum Corp (CNPC) akan segera bergabung dengan komitmen perusahaan-perusahaan minyak dan gas untuk mengurangi emisi metana hingga nol pada tahun 2030.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden KTT Iklim PBB ke-28 (COP28) Sultan Al Jaber mengatakan bahwa China National Petroleum Corp (CNPC) akan segera bergabung dengan komitmen perusahaan-perusahaan minyak dan gas untuk mengurangi emisi metana hingga nol pada tahun 2030 dan mencapai emisi net zero pada atau sebelum tahun 2050.

Berbicara pada konferensi energi CERAWeek melalui video pada Selasa, Al Jaber mengatakan bahwa 52 perusahaan minyak internasional dan nasional telah bergabung dengan Piagam Dekarbonisasi Minyak dan Gas, yang mewakili 44 persen produksi minyak.

Baca Juga

"Ini adalah kemajuan besar. Namun, ini belum cukup," ujar Al Jaber, seperti dilansir Reuters, Kamis (21/3/2024). Ia pun menyerukan kepada perusahaan-perusahaan minyak dan gas lainnya untuk ikut bergabung.

Kepresidenan COP28 Al Jaber mengumumkan piagam tersebut dengan Arab Saudi pada bulan Desember selama KTT iklim PBB di Dubai, di mana hampir 200 negara sepakat untuk beralih dari bahan bakar fosil.

CNPC belum memberikan tanggapan apapun terkait hal ini. Sebelumnya, CNPC mengatakan bahwa mereka menargetkan puncak emisi karbonnya sekitar tahun 2025, dan mencapai emisi mendekati nol pada tahun 2050, satu dekade lebih cepat dari target netralitas karbon China pada tahun 2060.

Di antara para penandatangan piagam tersebut adalah BP, Eni, ExxonMobil, Aramco, dan ADNOC, yang dipimpin oleh Al Jaber sebagai kepala eksekutif.

Para aktivis iklim telah mengkritik pertemuan yang diadakan di Uni Emirat Arab, sebuah negara pengekspor minyak terkemuka dan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Jaber, yang juga memimpin perusahaan energi terbarukan UEA, Masdar, mengatakan bahwa latar belakangnya dalam segala bentuk energi pada akhirnya bermanfaat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement