REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Dalam mengisi waktu – waktu yang luang pada bulan Ramadhan, sebagai umat muslim dianjurkan untuk mengisinya dengan amalan – amalan yang baik serta bermanfaat, seperti menuntut ilmu. Bagaimana keutamaan bagi mereka yang menuntut ilmu?
Pada setiap bulan Ramadhan biasanya masjid – masjid diisi dengan berbagai kajian – kajian ilmu. Hal tersebut adalah sesuatu hal yang baik dilakukan ketika bulan Ramadhan. Karena bulan Ramadhan tidak hanya bulan yang penuh berkah, tetapi juga disebut sebagai bulan pendidikan. Dengan tujuan di bulan Ramadhan diharapkan mendapatkan ilmu yang berkah.
Nabi Muhammad SAW juga mengatakan bahwa menuntut ilmu merupaka kewajiban bagi setiap muslim baik laki – laki maupun perempuan. Selain itu, keutamaan ilmu yang pertama adalah ilmu merupakan warisan dari para nabi. Karena para nabi dan rasul tidak mewarisi harta, emas, dan berlian. Tetapi, mewarisi ilmu yang dapat bermanfaat bagi umat – umatnya.
Ilmu juga dapat dijadikan sebagai amalan yang baik sampai ajal menjemput. Seperti yang tertulis pada Hadits Riwayat Muslim yang berbunyi,
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya : “Jika seorang manusia mati maka terputuslah darinya amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya.”
Kemudian, keutmaan orang yang mencari ilmu adalah ia akan ditingkatkan derajatnya oleh Allah SWT. Seperti yang tertulis pada surat Al Mujadalah ayat 11, Allah SWT befirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Arab Latin : Yā ayyuhal-lażīna āmanū iżā qīla lakum tafassaḥū fil-majālisi fafsaḥū yafsaḥillāhu lakum, wa iżā qīlansyuzū fansyuzū yarfa‘illāhul-lażīna āmanū minkum, wal-lażīna ūtul-‘ilma darajāt(in), wallāhu bimā ta‘malūna khabīr(un).
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”