Selasa 26 Mar 2024 19:13 WIB

Komentar Kontra Bermunculan, Apa yang Perlu Dikhawatirkan dari 'War Takjil Non-Muslim'?

Kreator konten non-Muslim banyak yang membuat video berburu takjil.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Berburu takjil (Ilustrasi). Komentar yang menentang war takjil non-Muslim bermunculan di media sosial.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Berburu takjil (Ilustrasi). Komentar yang menentang war takjil non-Muslim bermunculan di media sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konten tentang non-Muslim berburu takjil menjadi viral di awal Ramadhan 2024. Tren konten bertajuk "nonis berburu takjil" ini banyak diunggah di semua platform media sosial.

Sering kali, konten kreator non-Muslim juga menggunakan lagu atau backsound yang sama, yaitu "Rindu Muhammadku" dari Haddad Alwi, untuk konten mereka. Hal ini kemudian banyak dinilai positif sebagai bentuk toleransi.

Baca Juga

Namun, belakangan mulai bermunculan pihak yang kontra dan berpandangan bahwa "war takjil non-Muslim" ini tidak patut dan bisa berbahaya. Aktor dan komedian Arie Kriting angkat bicara tentang komentar-komentar yang menurutnya tidak asyik tersebut.

"Mulai nongol nonis-nonis gak asyik, yang ngelarang nonis-nonis asyik beli takjil. Alasannya kasian nanti yang puasa gak kebagian. Gak sih, lebih sering lihat orang jualan takjil masih nyisa kok dari pada yang beneran habis. Udah beli aja terus takjil itu. Larisin," tulis Arie, dikutip dari akun X-nya, Selasa (26/3/2024).

Beberapa warganet juga membalas komentar Arie dengan menyebut konten seperti itu sejatinya tidak berbahaya, apalagi menistakan agama. Tren ini justru menambah keseruan di bulan Ramadhan.

"Kenapa pada diseriusin dah ya padahal kan itu konten menjamur sebagai jokes. Kami yg muslim juga nggak masalah padahal siape aja mau borong tu takjil, syukur malah kalo mau beli takjil ternyata abis duit jajan selamet," tulis seorang warganet.

"Setuju, lagian gak bakal takut kehabisan kita sih, di bulan Ramadhan banyak banget ya jualan takjil," kata warganet kedua.

"Yang untung UMKM lokal loh, beli takjil juga gak ditanya agamanya apa, industri rumahan bagusnya di support bukan diboikot," tulis akun warganet.

Inspirator halal Aisha Maharani juga tampak menanggapi komentar-komentar yang menurutnya tidak perlu. Ada komentar yang mengingatkan untuk hati-hati karena konten seperti itu bisa berujung pemurtadan, dan "war takjil" berarti "mewartakan Injil".

"Non muslim beli takjil udah sejak dulu deh cuma rame gara gara tiktok aja ya. Kok sejauh ini. Ya udah hapus aja komen seseibu, maaf bu, konsepnya engga begitu," tulis Aisha di Threads.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement