Rabu 27 Mar 2024 09:55 WIB

IHSG Diprediksi Menguat di Tengah Wait and See Data Inflasi AS

Investor wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS).

Red: Fuji Pratiwi
Karyawan berada di dekat papan pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023).
Foto: Republika/Prayogi.
Karyawan berada di dekat papan pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (27/3/2024) diperkirakan bergerak menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap Personal Consumption Expenditures Price Index (PCE Price Index) atau data inflasi Amerika Serikat (AS).

IHSG dibuka melemah 1,18 poin atau 0,02 persen ke posisi 7.364,47. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,30 poin atau 0,03 persen ke posisi 997,48.

Baca Juga

"IHSG hari ini diprediksi bergerak mixed dan menguat dalam range 7.320 sampai 7.415," ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih.

Dari dalam negeri, IHSG terkoreksi sejalan dengan melemahnya nilai tukar Rupiah sebesar 2,09 persen year to date (ytd) di level Rp 15.797 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (26/3/2024), berdasarkan kurs Jisdor.

Penurunan nilai tukar Rupiah dipengaruhi oleh kenaikan indeks dolar AS terhadap mata uang utama lainnya dan melemahnya kinerja neraca dagang Indonesia. Namun demikian, stabilisasi nilai tukar rupiah telah dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) dengan intervensi pasar valuta asing (valas), seperti transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) dan Surat Berharga Negara (SBN).

Selain itu, juga operasi moneter dengan optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUBVI).

Dari mancanegara, jembatan Francis Scott Key di Baltimore AS runtuh pada Selasa (26/3/2024), yang berpotensi menimbulkan gangguan aktivitas ekspor dan impor di pelabuhan Baltimore sebagai pelabuhan terbesar ke-11 di AS yang didominasi oleh sektor otomotif.

Dari Asia, indeks keyakinan konsumen Korea Selatan atau The Composite Consumer Sentiment Index (CCSI) pada Maret 2024 turun ke level 100,7 poin dibandingkan pada Februari 2024 yang sebesar 101,9 poin.

Sementara itu, bursa saham AS Wall Street pada perdagangan kemarin melemah dipicu kehati-hatian para investor menjelang rilisnya data inflasi AS (PCE Price Index). Indeks S&P 500 turun 0,28 persen menjadi 5.203, Nasdaq Composite turun 0,42 persen menjadi 16.315 dan Dow Jones turun 31.31 poin atau 0,08 persen menjadi 39.282.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 381,39 poin atau 0,94 persen ke 40.779,39, indeks Hang Seng melemah 96,67 poin atau 0,58 persen ke 16.521,64, indeks Shanghai menguat 8,66 poin atau 0,29 persen ke 3.022,81, dan indeks Straits Times menguat 17,22 poin atau 0,53 persen ke 3.250,56.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement