Sering Konsumsi Makanan dan Minuman Manis Saat Buka Puasa, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti

Jumat 29 Mar 2024 05:51 WIB

Pedagang melayani pembeli makanan dan minuman manis untuk berbuka puasa (takjil). Meski bisa mengembalikan energi setelah seharian berpuasa, asupan gula yang berlebih juga bisa membawa dampak negatif. Foto: Republika/Prayogi Pedagang melayani pembeli makanan dan minuman manis untuk berbuka puasa (takjil). Meski bisa mengembalikan energi setelah seharian berpuasa, asupan gula yang berlebih juga bisa membawa dampak negatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan dan minuman manis sering kali disajikan sebagai menu berbuka puasa. Meski dapat mengembalikan energi setelah seharian berpuasa, asupan gula yang berlebih juga bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan.

"Banyak orang mengetahui gula adalah musuh bagi kesehatan masyarakat, tetapi ironisnya mereka kerap melupakan hal ini ketika Ramadhan," ungkap coach Muslimah, Sylvie Eberena, seperti dilansir Live Healthy Mag pada Kamis (28/3/2024).

Baca Juga

Hal ini tecermin dari banyaknya makanan dan minuman manis yang dihidangkan sebagai menu berbuka puasa. Tak jarang, menu-menu berbuka puasa ini memuat kandungan gula yang sangat tinggi.

"Peningkatan konsumsi gula merupakan salah satu alasan utama yang membuat banyak orang merasa sulit berpuasa," ujar Eberena.

Alasannya, konsumsi gula yang berlebih bisa meningkatkan rasa lapar, keinginan untuk makan, serta keluhan lelah. Tak hanya itu, asupan gula yang tinggi juga bisa melemahkan sistem imun, menurunkan kapasitas tubuh untuk memulihkan diri, hingga mengganggu tidur.

Tak hanya saat berbuka puasa, Eberena juga menekankan pentingnya menghindari asupan gula berlebih saat sahur. Menurut Eberena, konsumsi gula berlebih ketika sahur dapat memicu lonjakan insulin yang kemudian diikuti kondisi hipoglikemia atau kadar gula darah yang rendah.

"Kondisi ini dapat membuat kalian merasa lemas, lapar, serta kurang produktif," kata Eberena.

Hal serupa juga diungkapkan ahli gizi dr Maisa Mahmood Al Sarmi dari Al Hayat International Hospital. Dr Al Sarmi menekankan pentingnya penerapan pola makan yang sehat serta kontrol porsi makan selama menjalani puasa Ramadhan.

Namun yang tak kalah penting, kata dr Al Sarmi, adalah pemilihan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi selama berpuasa Ramadhan. Makanan dan minuman yang dikonsumsi selama berpuasa Ramadhan seharusnya bisa menghidrasi dan menutrisi tubuh dengan baik.

"Intinya adalah tentang mengonsumsi semua kelompok makanan, seperti karbohidrat kompleks, protein, dan lemak sehat," ujar Al Sarmi, seperti dilansir Times of Oman.

Sering kali orang merasa mereka bisa makan lebih banyak setelah berpuasa seharian. Padahal, makan berlebih saat berbuka puasa bisa memicu timbulnya masalah pencernaan dan reflux. Asupan gula yang berlebih saat Ramadhan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya peningkatan kadar gula darah hingga obesitas.

Meski begitu, bukan berarti Muslim dan Muslimah harus benar-benar menjauhi gula ketika berpuasa Ramadhan. Dr Al Sarmi mengatakan makanan atau minuman manis bisa dikonsumsi dalam porsi yang dibatasi. Misalnya, makanan dan minuman manis hanya dinikmati saat berbuka puasa pada akhir pekan.

Alternatif lainnya, Muslim dan Muslimah bisa mendapatkan asupan makanan dan minuman yang manis dari sumber yang alami. Sebagai contoh, melalui buah-buahan dan infused water.

Saran serupa juga diberikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Untuk membatasi asupan gula berlebih, berikut ini adalah beberapa rekomendasi dari WHO:

1. Mengganti sajian minuman manis bergula dengan air dingin yang dicampur potongan buah segar, seperti semangka, melon, kurma, atau buah-buah lainnya.

2. Membatasi konsumsi biskuit, kue, cokelat, permen, pastry, hingga camilan bergula.

3. Mengganti hidangan takjil atau cemilan bergula dengan buah dan sayuran segar. Upayakan mengonsumsi lima porsi buah dan sayur setiap hari selama berpuasa.

4. Hindari meminum minuman bersoda atau minuman kemasan bergula, termasuk jus buah kemasan. Air putih atau susu tawar dapat menjadi alternatif yang lebih baik.

5. Hindari atau kurangi penambahan gula pada teh dan kopi.

Untuk orang dewasa, WHO merekomendasikan agar gula tak dikonsumsi lebih dari 12 sendok teh per hari. Sebagai perbandingan, satu kaleng minuman soda bisa memuat gula hingga 40 gram atau sekitar 10 sendok teh. 

Terpopuler