REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) menyampaikan Satuan Tugas Ramadhan dan Idul Fitri (Satgas Rafi) memiliki tugas khusus memantau dan mengendalikan pasokan energi di Tanah Air selama 25 Maret hingga 21 April 2024.
"Satgas Rafi bertugas memastikan distribusi energi bagi masyarakat selama Ramadhan maupun Idul Fitri agar berjalan aman serta lancar termasuk di Provinsi Sumatera Barat," kata Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Freddy Anwar di Padang, Ahad (31/3/2024).
Pertamina Patra Niaga juga berkomitmen untuk menjamin ketersediaan bahan bakar minyak atau BBM, dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama bulan puasa maupun Idul Fitri 1445 Hijriah.
Freddy menyebutkan, saat ini 115 Terminal BBM, 30 Terminal LPG, dan 71 Avtur Fuel Terminal yang dikelola Pertamina Patra Niaga siap memenuhi kebutuhan masyarakat yang diperkirakan melonjak cukup drastis.
"Kami menjamin stok dan distribusi energi di Sumatera Barat berjalan aman dan lancar," kata Freddy Anwar.
Sementara itu, Sales Area Manager Retail Sales Sumatera Barat Narotama Aulia Fajri mengatakan pasokan energi di Ranah Minang tergolong besar, namun Pertamina menjamin tetap dapat memenuhinya.
"Stok BBM dan LPG sangat aman. Ini belum termasuk stok yang akan disalurkan dari kilang maupun stok yang sedang berjalan dari kapal tanker," kata Narotama.
Narotama memperkirakan konsumsi masyarakat terkait produk gasoline yang meliputi Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo selama Ramadhan dan libur Idul Fitri, meningkat 17 persen bila dibandingkan rata-rata harian normal. Pertamina mencatat kenaikan itu dapat dilihat dari perbandingan konsumsi masyarakat pada periode Januari-Februari 2024 sebesar 2.079 kiloliter (KL) menjadi 2.438 KL.
Sementara itu konsumsi produk gasoil yang terdiri dari Biosolar, Dexlite, Pertamina Dex diprediksi mengalami penurunan 14 persen bila dibandingkan rata-rata harian normal Januari-Februari 2024, atau 1.265 KL menjadi 1.086 KL.
"Penurunan konsumsi gasoil ini di antaranya karena kegiatan transportasi logistik dan industri turun," ujar dia.
Kemudian untuk konsumsi LPG di Ranah Minang diperkirakan mengalami kenaikan sebesar tiga persen bila dibandingkan rata-rata harian normal Januari-Februari 2024, atau 472 MT menjadi 486 metrik ton.