Kamis 04 Apr 2024 12:09 WIB

Iran: Ada Banyak Cara untuk Membalas Israel

Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah membalas serangan tersebut.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Layanan darurat bekerja di sebuah gedung yang terkena serangan udara di Damaskus, Suriah, Sabtu, (20/1/2024).
Foto: AP Photo/Omar Sanadiki
Layanan darurat bekerja di sebuah gedung yang terkena serangan udara di Damaskus, Suriah, Sabtu, (20/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pengamat mengatakan Iran menghadapi dilema dalam menanggapi serangan Israel ke kantor konsulatnya di Suriah. Iran harus memutuskan bagaimana membalas serangan itu tanpa memicu konflik lebih luas di Timur Tengah, sesuatu yang jelas tidak mereka inginkan.

Serangan Senin (1/4/2024), menewaskan dua jenderal dan lima penasihat militer Iran yang sedang ditugaskan di Damaskus, Suriah. Serangan itu terjadi saat Israel meningkatkan serangannya ke Iran dan kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Teheran.

Baca Juga

Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah membalas serangan tersebut dan Teheran pun memiliki banyak opsi untuk membalas. Termasuk, menggunakan proksi-proksinya untuk mengincar pasukan Amerika Serikat (AS), menyerang Israel secara langsung atau mempercepat program nuklir yang sudah lama Washington dan sekutu-sekutunya coba tahan.

Pejabat Pemerintah AS yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan, Washington memantau dengan seksama apakah Iran akan mengambil langkah seperti sebelumnya, yaitu menggunakan proksinya di Irak dan Suriah untuk mengincar pasukan AS di Timur Tengah. Iran menahan serangan-serangan itu pada bulan Februari setelah AS membalas kematian tiga pasukannya di Yordania dengan puluhan serangan udara ke target-target yang memiliki koneksi dengan Garda Revolusi Iran di Suriah dan Irak.  

Pejabat AS mengatakan, Washington belum menerima intelijen yang mengindikasi kelompok-kelompok yang didukung Iran mengincar pasukan AS di Timur Tengah usai serangan Israel ke kantor konsulat Iran di Suriah. Media Iran melaporkan serangan itu menewaskan anggota Garda Revolusi termasuk Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi.

AS sudah terangan-terangan memperingatkan Iran untuk tidak menyerang pasukannya. "Kami tidak akan ragu untuk membela personel kami dan mengulang peringatan pada Iran dan proksi-proksinya untuk tidak mengambil keuntungan atas situasi ini untuk kembali menyerang personel-personel AS," kata Deputi Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood.

Salah satu sumber yang melacak isu ini dengan hati-hati dan tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan Iran menghadapi teka-teki untuk membalas serangan agar Israel tidak melanjutkan serangannya tapi juga ingin menghindari perang skala penuh. "Mereka menghadapi dilema, bila mereka meresponnya mereka dapat memicu konfrontasi yang jelas tidak mereka inginkan, mereka mencoba memodulasi tindakan mereka dalam cara yang menunjukkan mereka responsif tapi tidak meningkatkan ketegangan," katanya.

"Dalam kasus ini bila mereka tidak meresponnya, maka akan memberi sinyal pertahanan mereka hanya macan kertas," tambahnya. Sumber itu mengatakan Iran mungkin menyerang Israel, kedutaan besar Israel atau fasilitas Yahudi di luar negeri. Pejabat AS mengatakan mengingat signifikansi serangan Israel mungkin Iran akan membalas menyerang kepentingan Israel dibandingkan pasukan AS

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement