REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah lebih dari 50 tahun, Boeing akhirnya mengumumkan rencana pembatalan program Boeing 737. Perusahaan tersebut akan meluncurkan pesawat 797 yang baru dan telah lama ditunggu-tunggu untuk menggantikan 737.
Hal yang benar-benar mengejutkan adalah perusahaan tersebut mengatakan bahwa pekerjaan pengembangan telah berlangsung secara diam-diam selama beberapa waktu. Karenanya, pesawat tersebut akan disertifikasi dalam waktu yang relatif cepat.
"Boeing telah melewati masa-masa sulit selama dua dekade. Ini tidak terlepas dari insiden tahun 2018 ketika Lion Air 737 MAX jatuh tak lama setelah lepas landas," demikian dikutip dari Crankyflier, Kamis (4/4/2024).
Boeing menyalahkan pilotnya atas kecelakaan tersebut, dan hal ini terus berlanjut setelah MAX Ethiopia mengalami nasib yang sama pada bulan Maret 2019. Baru kemudian menjadi jelas bahwa desain sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) yang salah adalah penyebabnya.
MCAS dan 737
MCAS diciptakan secara khusus karena MAX merupakan salah satu jenis pesawat 737. Lebih dari lima puluh tahun yang lalu, pesawat 737-100 pertama diluncurkan. CEO Bill Allen meluncurkan pesawat tersebut karena triskafobia yang dideritanya, membuat tidak bisa terbang dengan pesawat 727 bermesin tiga. Sejak saat itu, Boeing meningkatkan kinerjanya dengan merentangkan pesawat dan menambahkan mesin baru yang lebih efisien berkali-kali.
Versi berikutnya, seri Klasik (-300/400/500), harus memiliki nacelle dengan dasar datar karena diameter mesin high-bypass CFM jauh lebih besar daripada mesin Pratt asli. Para insinyur Boeing telah merancang pesawat itu sangat rendah dari permukaan tanah.
Desain baru ini memberikan hasil yang luar biasa, namun setelah kekurangan tersebut berlalu dan mesin baru dikembangkan, mesin tersebut tidak akan dapat berfungsi tanpa modifikasi.
Pada saat pesawat yang disebut Generasi Berikutnya (NG) dibuat (-600/700/800/900), mesin yang lebih baru dan berdiameter lebih besar memerlukan roda gigi yang didongkrak agar pesawat dapat duduk lebih tinggi. Saat MAX dirancang, dibutuhkan lebih banyak ruang untuk mesin yang lebih besar, sehingga mesin didorong ke depan dan di depan sayap, sehingga menimbulkan masalah pada pusat gravitasi.
MCAS dirancang untuk....
Tulisan ini hanya candaan April Mop dan rekaan dr situs Crankyflier dan bukan rencana yang sesungguhnya dr Boeing.