Jumat 05 Apr 2024 20:26 WIB

Observatorium Ini Miliki Kamera Digital Terbesar yang Tangkap Gambar Alam Semesta

Proyek LSST memungkinkan manusia melihat miliaran galaksi, sekitar 17 miliar bintang.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Friska Yolandha
Kamera LSST diperiksa sebelum diangkut ke Observatorium Vera C. Rubin di Chili.
Foto: Space
Kamera LSST diperiksa sebelum diangkut ke Observatorium Vera C. Rubin di Chili.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan kamera LSST 3.200 megapiksel, Observatorium Vera C Rubin akan menciptakan film terhebat sepanjang masa dan peta langit malam paling informatif yang pernah dibuat. Observatorium Vera C Rubin akan segera memulai Legacy Survey of Space and Time atau LSST, yang telah berlangsung selama satu dekade, memantau seluruh langit di belahan bumi selatan ribuan kali lipat.

Misi sebesar itu, tentu memerlukan kamera yang besarnya sama. Untungnya, Laboratorium Akselerator Nasional SLAC siap menyediakan hal tersebut. Para ilmuwan dan insinyur di SLAC telah secara resmi menyelesaikan kamera LSST, kamera digital terbesar yang pernah dibuat.

Baca Juga

Kamera LSST 3.200 megapiksel ini seukuran mobil kompak dan berbobot 3 metrik ton, yaitu sekitar setengah berat gajah semak Afrika jantan. Pandangan bidang luas LSST akan berupaya memecahkan misteri yang masih ada seputar energi gelap, gaya yang menyumbang sekitar 70 persen kandungan energi materi di alam semesta dan menyebabkan perluasan kosmos semakin cepat.

Dilansir Space pada Jumat (5/4/2024), LSST juga akan menyelidiki materi gelap, zat misterius yang menyumbang sekitar 85 persen dari seluruh benda di kosmos meskipun tidak terlihat oleh mata manusia, serta menjawab pertanyaan astronomi lainnya.

Direktur Konstruksi Observatorium Rubin, Željko Ivezić mengatakan, kamera ini akan menghasilkan film terhebat sepanjang masa dan peta langit malam paling informatif yang pernah dibuat.

“Data yang dikumpulkan oleh kamera LSST dan Rubin akan benar-benar merupakan terobosan. Ini akan memungkinkan studi yang sangat tajam tentang perluasan alam semesta dan energi gelap,” kata profesor SLAC dan Wakil Direktur Observatorium Rubin dan Pemimpin Program Kamera, Aaron Roodman.

LSST akan memungkinkan manusia melihat miliaran galaksi, sekitar 17 miliar bintang di galaksi kita, Bima Sakti, dan jutaan objek tata surya. “Kami tidak akan melihat objek satu per satu. Kami akan melihat semua yang ada di langit malam dari lokasi puncak gunung kami di Chile,” ungkap Roodman.

Hal yang menakjubkan tentang gambar-gambar kamera ini adalah seberapa besar ukurannya, seberapa luas wilayah yang akan dicakupnya di langit, dan berapa banyak bintang dan galaksi yang akan ditangkap di dalamnya.

Namun, ukurannya yang besar ini tidak berarti kamera LSST akan ketinggalan zaman dalam hal detail. “Gambar-gambarnya sangat detail sehingga bisa menangkap bola golf dari jarak sekitar 15 mil, sekaligus menutupi langit tujuh kali lebih luas dari bulan purnama,” kata Roodman.

Salah satu keuntungan LSST....

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement