Rabu 10 Apr 2024 14:50 WIB

Mengenang Kisah Adriano, Kariernya Hancur karena Kabar Buruk dari Ujung Telepon

Adriano merasa otaknya berhenti bekerja setelah itu.

Rep: Fitrianto/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Bakat terbesar Brazil yang menghilang dari dunia sepak bola, Adriano Leite Ribeiro.
Foto: EPA/DANIEL DAL ZENNARO
Bakat terbesar Brazil yang menghilang dari dunia sepak bola, Adriano Leite Ribeiro.

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Selain ibu, ayah adalah sosok manusia yang begitu penting perannya dalam kehidupan seseorang. Demikian pula bagi legenda sepak bola Brasil, Adriano.

Pemain dengan nama lengkap Adriano Leite Ribeiro ini sangat mencintai ayahnya. Setiap dia mencetak gol, selalu didedikasikan untuk sang ayah tercinta. Sehingga saat dia ditinggal wafat ayahnya, Adriano menjadi kehilangan arah yang membuat karier sepak bolanya hancur dalam usia yang cukup muda.

Baca Juga

Adriano pernah menjadi salah satu striker terbaik di dunia dan semua orang menominasikannya untuk pintu gelar Ballon d'Or.  Dia adalah pencetak gol cepat yang terampil, memiliki fisik yang kuat dan merupakan pemain yang lengkap. Tentunya, yang paling disegani adalah kekuatan tembakan dari kaki kirinya. 

Pemain kelahiran 17 Februari 1982 ini masuk untuk memenangkan dua gelar Liga dan dua piala Italia, dan dia memenangkan Sepatu Emas pada tahun 2004 di ajang Copa America. 

Kariernya berjalan cukup baik, tetapi semua berantakan saat sebuah telepon berbunyi pada tahun 2004. Dia menerima telepon dari Brasil yang memberitahukan bahwa ayahnya telah meninggal.  

Kemudian Adriano menjadi depresi dan kehilangan minat pada sepak bola dan beralih ke alkohol dan narkoba.  Dia bahkan bergabung dengan geng Brasil dan menghadapi beberapa penangkapan karena aktivitas ilegal. 

"Penggemar masih mengatakan kepada saya bahwa jika saya fokus pada sepak bola saya bisa memenangkan pertarungan Ballon d'Or, tetapi mereka tidak menyadari bahwa pikiran saya berhenti bekerja setelah kematian ayah saya," kata Legenda Inter Milan ini. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement