REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diperlukan reaksi super kilat saat seseorang mengemudikan mobil Formula Satu (F1). Sehingga tak semua orang bisa memacu jet darat ini karena harus punya reaksi sekitar 200 milidetik.
Untuk reaksi tercepat seorang pembalap F1 dipegang oleh Valteri Botas. Pada tahun 2019 lalu rekor waktu reaksi yang dibukukan Botas adalah 40 milidetik. Ini waktu reaksi yang memungkinkan kucing untuk menghindari serangan ular.
Sementara itu pedal rem di mobil F1 memerlukan kekuatan 100 kilogram untuk sepenuhnya menggunakan daya remnya. Selain itu saat melakukan pengereman, mobil F1 menghasilkan gaya 5G pada pembalap yang setara dengan mendarat dari lompatan setinggi 2 lantai.
Hal ini membuat Leher pembalap adalah otot yang paling terlatih. Beban pada leher setara dengan kepala dengan berat 40 kilogram. Itulah mengapa pembalap F1 memiliki leher yang besar.
Sedangkan Kokpit mobil F1 dapat mencapai suhu 60 derajat Celsius, membuat pembalap mengeluarkan hingga 3 setengah kilogram keringat dan menyebabkan denyut jantung pembalap F1 berada pada 170 hingga 180 denyut per menit selama balapan 90 menit. Jadi kesimpulannya apakah mobil F1 hampir mustahil dikendarai oleh manusia normal.