REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seluruh umat Islam akan menyambut Hari Raya Idul Fitri. Hal tersebut menandakan bahwa bulan Ramadhan akan segera berakhir. Tradisi umat Islam di Dubai untuk merayakan Idul Fitri adalah dengan menembakan Meriam.
Meriam akan ditembakkan di tujuh lokasi di Dubai pada festival Idul Fitri yang menandai berakhirnya puasa Ramadhan. Meriam tersebut akan ditembakkan di samping Masjid Agung Zabeel dan di tempat shalat Idul Fitri di Nad Al Shiba, Nad Al Hamar, Baraha, Al Barsha, Umm Suqeim dan Hatta, dilansir dari GulfNews.
Ketika bulan sabit terlihat pada hari Idul Fitri, dua tembakkan akan dilepaskan. Selain itu, dua tembakan juga dilakukan pada awal shalat Idul FItri yang akan diadakan segera setelah matahari terbit sekitar pukul 06.18 pagi waktu Dubai.
Mayor Jenderal Abdullah Ali Al Ghaithi, Asisten Panglima Operasi, menegaskan telah selesai seluruh persiapan meriam untuk mengumumkan datangnya Idul Fitri. Letnan Kolonel Abdullah Tarish Al Amimi, komandan tim Al Midfa (meriam), mengatakan akan dibentuk kru di masing-masing tujuh lokasi penembakan meriam.
Meriam ditembakkan setiap hari di bulan Ramadhan saat matahari terbenam untuk berbuka puasa, waktu makan pertama dilakukan setelah puasa berakhir. Meriam tersebut juga ditembakan pada dua hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Mayjen Al Ghaithi mengatakan bahwa buka puasa dan penembakan meriam Idul Fitri merupakan kebangkitan tradisi lokal. Meriam merupakan sarana agar masyarakat yang berpuasa dapat mengetahui bahwa waktu berbuka puasa telah tiba dan juga untuk merayakan dimulainya hari raya Idul Fitri.
Dubai seperti banyak kota lainnya, masih mempertahankan kebiasaan menembakkan meriam setiap hari selama Ramadhan dan dua Idul Fitri.
Masing – masing negara memiliki tradisi dalam merayakan hari raya Idul Fitri. Jika di Indonesia, Idul Fitri dirayakan dengan bertemu para kerabat dan saling meminta maaf satu sama lain, saling berbagi uang kepada anak – anak kecil, dan mengadakan makan bersama keluarga besar.