REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap anak pasti ingin berbakti kepada orang tuanya di dunia. Bagi orang tuanya yang masih hidup, anak bisa berbakti dengan berbagai cara yang bisa membahagiakan orang tua. Namun, bagaimana bagaimana cara berbakti kepada orang yang sudah meninggal dunia?
Di momen lebaran Idul Fitri 1445 H ini, umat Islam banyak yang melakukan silaturahim. Silaturahim dilakukan untuk beramaaf-maafan atau mempererat tali persaudaraan. Tidak hanya itu, ternyata silaturahim juga bisa menjadi sebuah cara berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal dunia.
Selain mendoakannya, seorang anak bisa berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal dunia dengan cara bersilaturahim mengunjungi para sahabat almarhum. Tujuannya untuk menjaga hubungan baik orang tua kita dengan mereka dan memintakan maaf bagi orang tua kita yang sudah meninggal.
Barangkali semasa hidupnya, orang tua kita pernah ada salah dan khilaf antara mereka, juga untuk menanyakan masalah utang piutang. Barangkali orang tua kita masih memiliki utang yang belum diselesaikan. Karena itu, menjadi kewajiban kitalah untuk menyelesaikannya.
Dalam buku 7 Amalan Penarik Rezeki karya Muhammad Syafi’ie El-Bantanie dijelaskan Abi Usaid Malik bin Rabiah As-Sa’di menceritakan sewaktu mereka duduk dalam majelis bersama Rasululullah datang seorang lelaki dari Bani Salmah, ia berkata,
“Ya Rasulullah, apakah ada kebaikan yang dapat saya lakukan sebagai kebaikan kepada orang tua yang telah meninggal dunia?” Rasulullah menjawab, “Ya, kamu berdoa untuk keduanya, memintakan ampun untuk keduanya, memenuhi janjinya, menghubungkan silaturahim dengan orang yang berkaitan dengan keduanya, dan memuliakan kawan-kawannya.” (HR Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)
Hadits lain menerangkan, Abi Bardah datang ke Madinah, lalu datang pula Abdullah bin Umar, ia berkata, “Apakah kamu mengetahui mengapa aku menjumpaimu?” Abi Bardah menjawab, “Aku tidak tahu.”
Abdulah bin Umar berkata, “Karena saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa yang suka berhubungan dengan orang tuanya yang sudah dalam kuburan, maka hendaklah dia menghubungkan silaturahim dengan kawan-kawan orang tuanya.’ Sesungguhnya antara ayahku, Umar bin Khathab, dan ayahmu terdapat persaudaraan, maka aku ingin meneruskan hubungan tersebut.” (HR Ibnu Hibban).