REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surah Al-Kahfi merupakan salah satu surat yang memiliki 4 kisah luar biasa yang mengandung hikmah dan pelajaran yang bisa diambil oleh umat Muslim. Keempat kisah tersebut adalah kisah Ashabul Kahfi (Pemuda di Gua), kisah Nabi Musa alaihissalam dan Khidir, kisah seorang pemilik dua kebun, dan kisah Dzulqarnain.
Pertama, kisah ashabul kahfi atau para penghuni gua
Para pemuda yang disebutkan dalam Surat Al-Kahfi melarikan diri dan mencari perlindungan di dalam gua untuk menyelamatkan diri dari kezaliman dan penindasan yang dilakukan oleh penguasa yang zalim pada masa itu. Mereka memilih untuk meninggalkan kenyamanan dan kemewahan duniawi demi mempertahankan iman dan keyakinan mereka.
Dalam gua tersebut, mereka mempersembahkan diri sepenuhnya kepada Allah, bertawakal kepada-Nya, dan memohon perlindungan serta petunjuk-Nya. Meskipun terjebak dalam situasi yang sulit dan dihadapkan pada keberanian, para pemuda tetap teguh dalam iman dan tidak mengorbankan prinsip-prinsip kebenaran.
Allah SWT menjaga dan melindungi mereka, dengan menggantikan mereka tidur selama ratusan tahun sehingga mereka tidak tersentuh oleh masa dan perubahan yang terjadi di dunia luar. Hal ini menunjukkan bahwa Allah senantiasa memperhatikan dan memberikan perlindungan kepada hamba-hamba-Nya yang setia dan bertakwa.
Kedua, mengisahkan tentang pemilik kebun yang memperoleh nikmat dari Allah namun kemudian sombong dan lupa akan asal-usulnya
Pada awalnya, manusia tersebut diberkahi dengan dua kebun yang subur dan berlimpah. Namun, kesombongannya membuatnya lupa bahwa segala nikmat yang dimilikinya berasal dari Allah. Ia menyombongkan dirinya sendiri, memuji kekayaan dan keberhasilannya tanpa menyebut nama Allah.
Allah mengingatkannya melalui perbincangan dengan sesamanya yang bertakwa, bahwa keberhasilan dan kekayaan yang dimilikinya hanyalah titipan dari Allah. Namun, manusia tersebut menolak untuk mendengarkan nasihat dan memilih untuk terus bersikap sombong dan berbangga diri.
Akhirnya, Allah menguji kebun-kebunnya dengan musibah yang menghancurkannya, menyadarkan manusia tersebut akan kerapuhannya dan kelemahannya. Di sinilah pelajaran pentingnya untuk tidak bersikap sombong dan membangga-banggakan diri sendiri, serta selalu mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari Allah.
Kisah ini mengajarkan pentingnya tawadhu' atau kerendahan hati dan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan-Nya. Manusia diberi karunia untuk mengelola alam, namun tugas tersebut harus dijalankan dengan kesadaran akan keterbatasan dan ketergantungan kepada Sang Pencipta.
Ketiga, kisah Nabi Musa dengan Khidir
Nabi Musa alaihissalam diutus oleh Allah SWT untuk mencari ilmu kepada seorang hamba-Nya yang diberi ilmu pengetahuan khusus oleh-Nya, yang dikenal sebagai Khidir.
Nabi Musa bertekad untuk mencari Khidir dan belajar darinya, karena dia menyadari pentingnya ilmu dalam menuntun umatnya ke jalan yang benar. Setelah perjalanan yang panjang, akhirnya Musa bertemu dengan Khidir dan meminta izin untuk mengikuti beliau agar bisa belajar dari ilmu yang diberikan Allah kepadanya.
Khidir awalnya menolak Musa karena dia menyadari bahwa tindakan yang akan dia lakukan tidak akan dipahami oleh Musa. Namun, Musa bersikeras dan Al-Khidir akhirnya setuju dengan syarat bahwa Musa tidak akan mengajukan pertanyaan tentang tindakan-tindakan yang dilakukan olehnya.
Selama perjalanan bersama, Khidir melakukan beberapa tindakan yang tidak lazim dan tampak bertentangan dengan pemahaman Musa. Namun, setiap tindakan tersebut memiliki hikmah dan pelajaran yang mendalam, yang mengajarkan pentingnya tawakkal kepada Allah, ketabahan dalam menghadapi ujian, dan ketaatan kepada perintah-Nya.
Akhirnya, Khidir mengungkapkan alasan di balik setiap tindakannya kepada Musa, yang mengandung pelajaran yang berharga bagi Musa dan umatnya. Kisah ini menyoroti pentingnya kesabaran, ketaatan, dan rendah hati dalam mencari ilmu, serta pengakuan bahwa Allah SWT adalah sumber dari segala pengetahuan.
Dengan demikian, kisah Nabi Musa mencari ilmu dari Khidir dalam Al-Kahfi mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran, ketaatan, dan rendah hati dalam mencari dan memperoleh ilmu.
Keempat, pemimpin agung Dzulqarnain
Lihat halaman berikutnya >>>