Senin 15 Apr 2024 10:46 WIB

Apa yang Terjadi dalam Gelombang Serangan Iran dan Mengapa Drone Mereka Ditakuti?

Drone Iran menjadi ancaman Timur Tengah dan Eropa karena Rusia juga telah memilikinya

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Friska Yolandha
Shahed drone (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Evgeniy Maloletka, File
Shahed drone (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Sabtu (13/4/2024) malam, Iran melakukan serangan terhadap wilayah Israel. Setidaknya sembilan negara terlibat dalam eskalasi militer, dengan proyektil yang ditembakkan dari Iran, Irak, Suriah, dan Yaman, serta dijatuhkan oleh Israel, Amerika Serikat (AS), Inggris Raya (UK), dan Prancis, juga Yordania. 

Militer Israel pada Ahad (14/4/2024), mengatakan Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel. Dilansir BBC, Senin (15/4/2024), juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari dalam pernyataannya yang disiarkan televisi mengungkapkan serangan itu mencakup 170 dan 30 rudal jelajah, tidak ada satupun yang memasuki wilayah Israel, dan 110 rudal balistik yang sejumlah kecilnya mencapai Israel. BBC belum memverifikasi angka-angka tersebut secara independen. Jarak terpendek dari Iran ke Israel adalah sekitar 1.000 km melintasi Irak, Suriah, dan Yordania. 

Baca Juga

Sementara itu, pada Sabtu (13/4/2024) malam Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) mengungkapkan pihaknya telah meluncurkan drone dan rudal. Sumber keamanan Irak mengatakan kepada Reuters bahwa proyektil terlihat terbang di atas Irak menuju Israel. 

Menurut IRGC, rudal balistik ditembakkan hampir satu jam setelah drone bergerak lebih lambat sehingga mereka akan menyerang Israel di waktu yang hampir bersamaan.  

Departemen pertahanan AS mengatakan pasukan AS mencegat puluhan rudal dan drone yang diluncurkan dari Iran, Irak, Suriah, dan Yaman. Sementara kelompok Hizbullah di Lebanon yang didukung Iran juga mengatakan pihaknya telah menembakkan dua rentetan roket ke pangkalan militer Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, sebuah dataran tinggi yang telah dianeksasi Israel dari Suriah dalam sebuah tindakan yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional. 

Berapa banyak rudal yang berhasil menembus dan kerusakan apa yang ditimbulkannya?

Di Yerusalem, para koresponden BBC melaporkan mendengar sirine dan melihat sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel sedang beroperasi. Iron Dome ini menggunakan radar untuk melacak roket dan dapat membedakan antara roket yang kemungkinan akan mengenai wilayah yang dibangun dan yang tidak. Rudal pencegat hanya ditembakkan pada roket yang diperkirakan akan menyerang daerah berpenduduk. 

Beberapa rudal balistik berhasil menembus dan menghantam wilayah Israel, kata Laksamana Muda Hagari. Salah satunya “memukul ringan” pangkalan angkatan udara Nevatim di gurun Negev di Israel selatan. Laksamana Muda Hagari mengatakan pangkalan itu “masih berfungsi”. 

Serangan itu merupakan pukulan....

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement