REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Manchester City kembali menyuguhkan keunggulannya dari para pesaing pada momen krusial perebutan gelar juara Liga Primer Inggris. Memasuki periode krusial, City menunjukkan ketenangan hingga berujung pada hasil positif.
Kemenangan 5-1 atas Luton Town membuat the Sky Blues nyaman di singgasana klasemen sementara Liga Primer Inggris. Sejenak, Erling Haaland dan rekan-rekan tidur lebih nyenyak. Terlebih dua pesaingnya, Arsenal dan Liverpool, kemudian tumbang.
"Hari ini kami di puncak. Lihat besok, dan kami tahu apa yang harus kami lakukan," kata Pep Guardiola, dikutip dari laman resmi klubnya.
Pernyataan Guardiola terdengar sebelum Liverpool dan Arsenal bertanding. Apa yang terjadi? The Reds terkapar di rumah sendiri. The Gunners juga demikian.
Posisi City tak berubah. Situasi ini bukan jatuh dari langit. Kekalahan kandang yang dialami para rival memberi pesan penting.
Tidak semua tim kuat secara mental di periode yang sangat menuntut. Tepatnya kompetisi memasuki pengujung musim. Setiap partai tersisa bak final. Ada banyak cedera menghantui.
Semua dinamika tersebut dialami Man City, Arsenal, dan Liverpool. Secara teknis mereka bisa berada di level yang sama. Namun, lagi-lagi bicara ketenangan saat memasuki momen krusial, the Sky Blues lebih berpengalaman.
Sudah beberapa tahun terakhir, City terlibat persaingan sengit di kasta tertinggi. Semuanya diselesaikan dengan cara terbaik. Puncaknya, treble musim lalu. City bahkan membuat comeback gemilang di liga saat tertinggal cukup jauh dari Arsenal tapi berhasil menyalip dengan konsistensi hasil positif. Sebaliknya, the Gunners yang digadang-gadang akan juara, melemah saat menuju garis finis.
Standar sudah ditetapkan oleh City. Banyak tim bisa saja memiliki pemain dan permainan hebat. Namun untuk konsisten meraih hasil positif ketika berada di bawah tekanan, lagi-lagi Manchester Biru boleh berbicara banyak.
Ketika the Gunners dan the Reds mulai tersendat, City tak terkalahkan dalam 27 pertandingan beruntun. Sebanyak 22 di antaranya berhasil dimenangkan. Padahal Pep Guardiola juga mengalami permasalahan cedera dan menjalani jadwal yang sangat padat.
Tanda-tanda situasi yang berulang mulai terlihat. Ketika sudah berada di depan, di periode seperti ini, biasanya Kevin de Bruyne dkk sulit dihentikan. Lantas apakah para pesaing siap mengibarkan bendera putih?
"Kami tidak punya solusi lain. Jika Anda ingin memenangkan kejuaraan, saat Anda berada di momen seperti ini, Anda harus bangkit," ujar pelatih Arsenal, Mikel Arteta, dikutip dari laman resmi klubnya, Senin (15/4/2024).
Asa yang sama diusung kubu Liverpool. Bek the Reds, Andrew Robertson menegaskan, mereka harus sempurna dari sekarang hingga laga terakhir. Tak ada ruang bagi tim polesan Jurgen Klopp untuk tergelincir lagi.