REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Indonesia merupakan negeri kaya raya dengan sumber daya alamnya. Maka sudah semestinya rakyatnya sejahtera dari kekayaan tersebut. Jangan sampai penghuninya tidak menyusyukuri kenikmatan yang diberikan Allah kepada masyarakat Indonesia.
Ahli tafsir Alquran, Prof Quraish Shihab mengatakan kekayaan yang dimiliki Indonesia harus disyukuri. Sebab Alquran telah melukiskan bagaimana akibat yang didapatkan karena kekufuran atas nikmat yang diberikan Allah kepada suatu bangsa.
Prof Quraish mengutip Alquran Surah Ibrahim ayat 7 tentang janji Allah tentang nikmat. Ayat tersebut berbunyi:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Wa iż ta'ażżana rabbukum la'in syakartum la'azīdannakum wa la'in kafartum inna ‘ażābī lasyadīd(un).
Artinya: " (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”
Prof Quraish mengatakan ayat tersebut memerintahkan kepada manusia agar mensyukuri nikmat kemerdekaan dan tidak mengkufurinya. Menurut Prof Quraish, mensyukuri berarti mengisi kemerdekaan itu sesuai dengan tujuan kita dan tujuan Allah menganugerahkannya.
Prof Quraish juga mengungkapkan bagaimana kekufuran bisa mendatangkan kesusahan. Kufur nikmat dapat mengubah suatu negeri yang aman dan sejahtera menjadi negeri yang kelaparan dan tidak aman. Sebagaimana Surah an-Nahl ayat 112:
وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَىِٕنَّةً يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِاَنْعُمِ اللّٰهِ فَاَذَاقَهَا اللّٰهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ
Wa ḍaraballāhu maṡalan qaryatan kānat āminatam muṭma'innatay ya'tīhā rizquhā ragadam min kulli makānin fa kafarat bi'an‘umillāhi fa ażāqahallāhu libāsal-jū‘i wal-khaufi bimā kānū yaṣna‘ūn(a).
Artinya: "Allah telah membuat suatu perumpamaan sebuah negeri yang dahulu aman lagi tenteram yang rezekinya datang kepadanya berlimpah ruah dari setiap tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah. Oleh karena itu, Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan422) karena apa yang selalu mereka perbuat."