Jumat 19 Apr 2024 10:45 WIB

Mulai 2025, Netflix tak Lagi Tampilkan Jumlah Subscriber, Ini Alasannya

Netflix fokus pada pendapatan dan margin operasi sebagai metrik keuangan utama.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
FILE - The Netflix logo is shown in this photo from the company
Foto: AP Photo/Richard Drew, File
FILE - The Netflix logo is shown in this photo from the company

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Netflix mengumumkan tidak akan lagi melaporkan jumlah pelanggan (subscriber) kuartalnya, berikut angka pendapatan yang dihasilkan per keanggotaan. Hal ini akan mulai berlaku pada laporan kuartal pertama di 2025 yang akan dirilis tahun depan.

Berita tersebut boleh jadi menyita perhatian bagi komunitas keuangan. Hal ini muncul dalam laporan pendapatan perusahaan pada Q1 2024.

Baca Juga

“Kami fokus pada pendapatan dan margin operasi sebagai metrik keuangan utama kami, dan keterlibatan (yaitu waktu yang dihabiskan) sebagai proksi terbaik kami untuk kepuasan pelanggan,” tulis Netflix dalam surat triwulanannya kepada pemegang saham, seperti dilansir dari Digital Trends, Jumat (19/4/2024).

Netflix menyebutkan hanya memiliki sedikit pendapatan atau keuntungan pada masa-masa awal. Dijelaskan bahwa pertumbuhan keanggotaan merupakan indikator kuat dari potensi masa depan platform. 

Namun kini raksasa streaming itu mengaku telah menghasilkan keuntungan dan arus kas bebas (FCF) yang sangat besar. Netflix juga mengembangkan sumber pendapatan baru seperti iklan dan fitur anggota tambahan, sehingga keanggotaan hanyalah salah satu komponen pertumbuhan perusahaan.

Netflix mengungkapkan kondisi saat ini dari berbagai rencananya, sebagai alasan lain untuk tidak terlalu fokus pada jumlah total pelanggan dan ARM atau pendapatan rata-rata per keanggotaan. Sebab satu tingkat layanan dapat menghasilkan pendapatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat lainnya. 

Misalnya, perusahaan memperoleh lebih banyak pendapatan pada tingkat layanan termurahnya, yang juga berisi iklan. Tingkat tersebut terbatas pada resolusi yang lebih rendah dan penggunaan satu perangkat pada satu waktu (menghemat transmisi data), dan lebih dari sekedar membuat perbedaan melalui pendapatan iklan. 

Sementara itu dikutip dari laman Reuters, keputusan Netflix untuk berhenti melaporkan jumlah pelanggan karena perang streaming yang semakin sengit. Keputusan yang dianggap tidak terduga ini dipandang sebagai tanda bahwa keuntungan pelanggan selama bertahun-tahun dalam perang streaming akan segera tiba sampai akhir.

Saham Netflix....

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement