REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahad Aly Situbondo di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo akan segera membuka pendaftaran bagi mahasantri baru. Ma'had Aly Situbondo merupakan lembaga kader ahli fikih yang didirikan oleh KHR As'ad Syamsul Arifin atas instruksi Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari.
Katib Mahad Aly Situbondo, Ustadz Khairuddin Habziz mengatakan, pihaknya telah melakukan persiapan penerimaan mahasantri baru sejak beberapa waktu yang lalu. Menurut dia, pendaftaran mahasantri baru akan dibuka untuk internal dan eksternal.
"Nanti tanggal 22 sampai 25 April itu kita menerima pendaftaran calon mahasantri Mahad Aly yang dari dalam. Kemudian kita tes nanti tesnya tanggal 27 sampai 30 April 2023. Terus kita awal Mei ini sudah yudisium untuk tahap awal gelombang pertama," ujar Ustadz Khairuddin saat dihubungi Republika pada Jumat (19/4/2024).
Sedangkan untuk pendaftaran calon mahasantri yang dari luar Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah, menurut dia, tanggalnya masih belum ditentukan. "Yang dari luar kita masih menunggu ini disesuaikan dengan jadwal santri baru," ucap dia.
Dia mengatakan, proses penerimaan calon mahasantri baru dari internal Pondok Pesantren Salafiyah dan eksternal sebenarnya tidak ada perbedaan. Hanya waktu pendaftarannya saja yang berbeda.
Mahad Aly Situbondo sekarang ini memiliki dua jenjang (marhalah), yaitu Ma'had Aly Marhalah Ula (M1) dan Mahad Aly Marhalah Tsaniyah (M2). Menurut Ustadz Khairuddin, Ma'had Aly Marhalah Ula ini dulunya bernama Madrasah I'dadiyah. Di tingkat inilah para santri Sukorejo digodok untuk bisa membaca kitab kuning.
"Kita dulu punya Madrasah I'dadiyah di pusat (PP Salafiyah Syafiiyah Sukorejo). Itu kaderisasi untuk kitab. Itu menjadi penyangga Ma'had Aly. Selain Madrasah i'dadiyah, juga di Madrasatul Quran itu ada darul kutub," ucap Ustadz Khairuddin.
Sejak didirikan pada 21 Februari 1990 lalu, Ma'had Aly Situbondo selalu menjaga kualitas lulusannya. Karena itu, Ma'had Aly Situbondo pun selalu membatasi jumlah mahasantri yang diterima.
"Rata-rata masuk Ma'had Aly, hanya kita tampung dua kelas putra dan satu kelas putri. Jadi konsisten biasanya," kata Ustadz Khairuddin.
Pembatasan ini dilakukan agar sistem pembelajaran lebih efektif dan lulusannya tetap memiliki kualitas sebagai kader ahli fikih dan ushul fikih.
"Memang seleksinya ketat. Maka dari misalnya sekitar 250 sampai 300 yang daftar, yang diterima hanya ini sekitar 75 orang. Yang putri 20 sampai 25 orang, sedangkan sisanya mahasantri putra dua kelas," jelas Ustadz Khairuddin.
Sejarah
Ma'had Aly merupakan bagian dari Pesantren Salafiyah Syafiiyah Situbondo Jawa Timur. Pembelajaran di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) berbasis pesantren ini menitik beratkan pada kajian kitab kuning. Oleh karena itu, siapapun yang hendak belajar di lembaga perguruan tinggi ini harus sudah mapan dalam membaca kitab kuning. Penguasaan tentang ilmu nahwu, sharraf, dan fikih-fikih dasar harus benar-benar matang di ‘luar kepala’. Secara faktual,
Ma’had Aly sudah berdiri sejak tahun 1990. Penggagas dan pendiri pertamanya adalah KHR. As’ad Syamsul Arifin, Pengasuh PP. Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo. Proses pendirian Ma’had Aly Situbondo tidak hanya memakan banyak waktu dan forum, namun juga banyak melibatkan ulama.