Sabtu 20 Apr 2024 18:48 WIB

Sejarah Korupsi yang Diabadikan dalam Sejumlah Kitab Suci

Korupsi merupakan racun yang merusak peradaban manusia.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Korupsi
Foto: MGIT4
Ilustrasi Korupsi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korupsi bukan baru ada di era modern. Fakta sejarah mengungkapkan korupsi merupakan racun yang merusak peradaban manusia hingga diabadikan di sejumlah kitab suci.

Sejarah korupsi boleh dikatakan telah menemani peradaban demi peradaban yang dibangun umat manusia. Sebelum Islam hadir, jejak korupsi pun telah banyak ditemukan pada bangsa-bangsa terdahulu.

Baca Juga

Korupsi merupakan fenomena kebudayaan yang sudah sangat tua. Dalam buku Fikih Antikorupsi Perspektif Ulama Muhammadiyah yang disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah dijelaskan, di antara catatan sejarah korupsi yang tertua terdapat dalam Bible. Bentuk korupsi beberapa kali disebutkan dalam Bible adalah kata penyuapan (bribe).

Adapun kitab Eksodus (Keluaran) dari Perjanjian Lama memperingatkan agar menghindari sejumlah perbuatan terlarang. Di antaranya menerima suap, sebab uang suap membutakan para pejabat dan menyesatkan tujuan orang yang berada di jalan yang benar.

Adapun dalam kitab Nabi Amos (abad ke-9 SM) dikisahkan mengenai seorang raja yang amat zalim yang menginjak-injak kebenaran. Raja itu meminta upeti yang tidak semestinya, mengusir orang miskin, dan memakan harta suap. Pada zaman ini, kaum cendikia tidak berani bersuara karena mereka berada di zaman yang buruk.

Sedangkan dalam masyarakat kuno di India dan Yunani kuno, korupsi telah dipraktikkan sejak satu milenium sebelum Masehi. Bentuk korupsi yang juga banyak disebut adalah perkara penyuapan. Dalam hukum Manu, misalnya, disebutkan bahwa 'para pejabat yang korup dan menerima suap dari orang-orang desa harus diusir dari kerajaan dan harta kekayaan mereka disita'.

Begitu pun di masa kerajaan Romawi. Korupsi diyakini mempunyai intensitas dan keragaman yang lebih besar jika dibandingkan dengan korupsi yang terjadi di Yunani. Hal itu disebabkan karena Romawi merupakan kerajaan yang besar dan sekitar abad ke-2 SM mengalami banyak perubahan di bidang ekonomi, politik, dan budaya.

Di dalam Alquran, larangan korupsi telah ditegaskan. Allah SWT berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 188:

وَلَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

"Wa lā ta'kulū amwālakum bainakum bil-bāṭili wa tudlū bihā ilal-ḥukkāmi lita'kulū farīqam min amwālin-nāsi bil-iṡmi wa antum ta‘lamūn(a)."

Yang artinya, "Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement