REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kian meneguhkan komitmennya dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) termasuk segmen ultra mikro melalui kehadiran Holding Ultra Mikro (UMi). Bahkan manajemen BRI terus berusaha memperkuat ekosistem Holding UMi melalui penerapan customer journey yang terintegrasi.
Selain itu, penguatan ekosistem juga ditempuh dengan cara percepatan inklusi keuangan melalui optimalisasi outlet co-location, AgenBRILink, serta tenaga pemasar Holding UMi. Holding Ultra Mikro (UMi) terdiri dari BRI sebagai induk bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang kini telah berusia lebih dari 2 tahun.
Selanjutnya, Direktur Utama BRI, Sunarso, menjelaskan peningkatan sinergi sebagai bentuk upaya efisiensi dalam mengurangi operational cost dan operational risk. Penguatan core business Holding UMi juga dilakukan melalui product alignment dalam rangka penyediaan layanan keuangan yang komprehensif.
Terkahir, termasuk penguatan Brigade Madani melalui implementasi culture activation program yang terintegrasi. “BRI memiliki journey pemberdayaan dan peningkatan kapabilitas nasabah UMi, yakni dengan tiga tahap empower, integrate, dan upgrade,” ujar Sunarso.
Pertama, empower dilakukan oleh PNM dengan cara memberdayakan usaha kelompok masyarakat prasejahtera agar dapat menjadi wirausaha yang mandiri. Kemudian kedua, integrate di mana seiring dengan perkembangan usaha, kebutuhan pendanaan tambahan dapat dilayani oleh BRI, seperti KUR Mikro, dan Pegadaian juga bisa melayani untuk produk gadai.
Ketiga, yakni upgrade untuk ultra mikro yang sudah naik kelas ke segmen mikro. Mereka dapat dilayani oleh BRI melalui produk Kupedes.
BRI mengusung misi menjadi 'The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion' pada tahun 2025. Peran pemberdayaan UMKM terus ditonjolkan.