Jumat 03 May 2024 20:10 WIB

Luhut Tegaskan Komitmen Pemerintah Bangun Industri Kendaraan Listrik Hijau

Terutama dalam pengolahan nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

Red: Fuji Pratiwi
Aktivitas tungku smelter nikel di Konawe, Sulawesi Tenggara, Jumat (9/9/2022).
Foto: ANTARA/Jojon
Aktivitas tungku smelter nikel di Konawe, Sulawesi Tenggara, Jumat (9/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk membangun industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) berkonsep hijau (green industry). Terutama dalam pengolahan nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

"Inisiatif pemerintah ada (untuk membangun industri hijau), dengan batasan dan pajak atas emisi karbon yang akan diberlakukan tahun ini. Di saat yang sama pembangkit listrik tenaga batu bara baru sudah dilarang," kata Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta, Jumat (3/5/2024).

Baca Juga

Ia menuturkan, upaya tersebut dilakukan agar industri pengolahan nikel di Indonesia dapat menjadi lebih ramah lingkungan, mengingat kini masih banyak smelter yang berbahan bakar batu bara.

Namun, ia tidak memungkiri, realisasi program transisi hijau tersebut bergantung pada ketersediaan modal. Yang salah satunya didapatkan melalui pendapatan ekspor olahan nikel maupun investasi asing secara langsung (foreign direct investment) untuk pembangunan pabrik smelter.