REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah kasus demam Lassa belum lama ini terdeteksi di Paris, Prancis. Pasien yang mengidapnya adalah seorang tentara yang baru bepergian dari luar negeri, dan kini sedang dirawat di rumah sakit militer Bégin di Saint-Mandé, Paris. Dikatakan bahwa kondisinya tidak menimbulkan kekhawatiran.
"Penyelidikan epidemiologi mendalam sedang dilakukan untuk menentukan orang-orang yang mungkin telah melakukan kontak dengannya," ujar pejabat kesehatan setempat mengenai kasus tersebut, dikutip dari laman The Sun, Rabu (8/5/2024).
Demam Lassa menyerang manusia akibat virus Lassa yang ditularkan hewan pengerat seperti tikus. Terutama, akibat kontak dengan makanan atau permukaan yang terkontaminasi urine, feses, air liur, atau darah tikus yang terinfeksi virus Lassa. Dalam kondisi yang sangat jarang, manusia dapat menularkan demam Lassa satu sama lain.
Kebanyakan orang yang mengidap demam Lassa dapat sembuh total, namun beberapa orang bisa menjadi sakit parah. Gejalanya antara lain sakit kepala, lemas, batuk, muntah, diare, nyeri otot, dan sakit tenggorokan.
Dalam kasus yang parah, demam Lassa dapat menyebabkan pendarahan internal, masalah pernapasan, pembengkakan wajah, nyeri dada, dan syok. Termasuk juga pendarahan pada mata, telinga, dan mulut.