Jumat 10 May 2024 21:57 WIB

Wabah Demam Lassa Ancam Nigeria: 156 Korban Jiwa dalam Empat Bulan Terakhir

Wabah demam Lassa terindikasi sudah menyebar ke 28 negara bagian Nigeria.

Demam Lassa yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia dan dapat berakibat fatal telah menyebabkan 156 orang di Nigeria meninggal dalam kurun waktu empat bulan terakhir.
Foto: Public Domain Pictures
Demam Lassa yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia dan dapat berakibat fatal telah menyebabkan 156 orang di Nigeria meninggal dalam kurun waktu empat bulan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Demam Lassa yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia dan dapat berakibat fatal telah menyebabkan 156 orang di Nigeria meninggal dalam kurun waktu empat bulan terakhir.

Menurut pernyataan Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC), wabah demam Lassa terindikasi sudah menyebar ke 28 negara bagian, selain Ibu Kota Abuja, sejak 1 Januari hingga 28 April.

Disebutkan pula bahwa selama periode itu, telah teridentifikasi 857 kasus demam Lassa. Tahun lalu otoritas Nigeria mencatat 1.170 kasus demam Lassa yang mengakibatkan 219 kematian.

Demam Lassa pertama kali muncul di Nigeria pada 1969 di Negara Bagian Borno. Pada umumnya manusia terinfeksi virus Lassa melalui paparan makanan atau barang rumah tangga yang terkontaminasi dengan urine atau kotoran tikus yang terinfeksi.

Spesies tikus multimammate (Mastomys natalensis) yang menjadi pembawa virus Lassa tergolong umum ditemukan di kawasan Afrika Barat.

Kebanyakan orang yang mengidap demam Lassa dapat sembuh total, tapi beberapa orang bisa menjadi sakit parah. Gejalanya antara lain sakit kepala, lemas, batuk, muntah, diare, nyeri otot, dan sakit tenggorokan.

Sebelumnya, kasus demam Lassa terdeteksi di Paris, Prancis. Pasien yang mengidapnya adalah seorang tentara yang baru bepergian dari luar negeri, dan kini sedang dirawat di rumah sakit militer Bégin di Saint-Mandé, Paris. Dikatakan bahwa kondisinya tidak menimbulkan kekhawatiran.

"Penyelidikan epidemiologi mendalam sedang dilakukan untuk menentukan orang-orang yang mungkin telah melakukan kontak dengannya," ujar pejabat kesehatan setempat mengenai kasus tersebut, dikutip dari laman The Sun, Rabu (8/5/2024).

sumber : Antara/Anadolu
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement