Kamis 09 May 2024 18:32 WIB

Nasyiatul Aisyiyah Cetak Fasilitator Sekolah Parenting Berbasis Family Learning Center

Sekolah Parenting Nasyiatul Aisyiyah Tekankan pola pengasuhan anak

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi parenting. Sekolah Parenting Nasyiatul Aisyiyah Tekankan pola pengasuhan anak
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ilustrasi parenting. Sekolah Parenting Nasyiatul Aisyiyah Tekankan pola pengasuhan anak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keluarga merupakan pusat pengasuhan dan pendidikan anak.  Pengasuhan yang ideal melibatkan unsur keluarga yang tinggal dalam rumah, bukan menitikberatkan pada peran dan sosok ibu semata.

Baik ibu, ayah, nenek, kakek, atau pengasuh selayaknya memiliki pemahaman yang sama perihal pengasuhan anak.

Baca Juga

 

Hal tersebut yang mendasari Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah bersama Kementerian Perlindungan Perempuan dan Pemberdayaan Anak (KPPPA) mengadakan training of trainer (ToT) sekolah Parenting berbasis Family Learning Center (FLC) pada Jumat-Ahad (26-28/4/2024).

Tak hanya mengikuti pelatihan, sebanyak 28 peserta dari seluruh Indonesia berkomitmen melaksanakan secara massif kegiatan sekolah parenting di wilayah masing-masing.

Kegiatan ToT Sekolah Parenting dilaksanakan secara daring dan luring. Sebelum hadir secara luring di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan DKI Jakarta, peserta lebih dulu mengikuti tiga kali pertemuan daring.

Peserta merupakan perwakilan dari Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah dari hampir semua provinsi mulai Sumatra hingga Papua

Ketua pelaksana kegiatan, Dwi Astuti menyebut komitmen peserta dibuktikan dengan menandatangani pakta integritas.

"Capaian akhir dari kegiatan ini yaitu mencetak fasilitator sekolah parenting berbasis FLC yang dapat menjadi pioner untuk melaksanakan sekolah parenting berbasis FLC di wilayah masing-masing," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (7/5/2024).

Anggin Nuzula Rahma dari Deputi Bidang Kesetaraan Gender KPPPA berterima kasih kepada PPPNA atas kolaborasinya menyelenggarakan Sekolah Parenting berbasis FLC dengan sukses dan sangat memberi kontribusi.

Dia mengatakan, orang tua perlu dilatih untuk menciptakan kekompakan dalam mengasuh anak. Sebab, kesetaraan dan kerjasama antara suami istri dalam keluarga merupakan kunci.

“Oleh karena itu, ToT Sekolah Parenting berbass FLC ini penting dan harus ada di kabupaten/kota seluruh Indonesia. Harapannya bisa sampai ke desa karena sekarang ada anggapan ‘ayah ada tapi tiada’, ini yang harus kita hilangkan,” harap Anggin.

Risni Julaeni Yuhan sebagai ketua yang membidangi Pendidikan dan Penelitian menyampaikan bahwa Family Learning Center merupakan salah satu pendekatan dalam metode pembelajaran dimana keluarga menjadi actor langsung dalam pemberdayaan.

Oleh karenanya, pengasuhan anak di keluarga akan melibatkan seluruh anggota seperti ayah, nenek, paman, bibi, hingga pengasuh. Sehingga, pengasuhan tidak berpangku tangan pada peran ibu, melainkan peran keluarga secara utuh.

Selain itu, disampaikan Risni bahwa keunggulan dalam Sekolah Parenting Berbasis FLC ini yaitu pelatihan yang berbasis konseling selain kesetaraan dalam pengasuhan dan fleksibilitas mekanisme pelatihan. 

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

  • 1 kali
  • 2 kali
  • 3 kali
  • 4 kali
  • Lebih dari 5 kali
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement