Ahad 12 May 2024 18:05 WIB

Tank-Tank Israel Masuki Kamp Pengungsi Jabalia

Jabalia merupakan kamp pengungsi terpadat di kantong pemukiman.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Pemandangan puing-puing bangunan yang terkena serangan udara Israel, di Jabalia, Jalur Gaza, pada 11 Oktober 2023. Setelah 11 minggu perang di Gaza, serangan militer Israel melawan Hamas kini menjadi salah satu operasi paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah. Korban gugur warga Palestina mendekati angka 20.000 dan data satelit menunjukkan sepertiga bangunan di wilayah kecil tersebut telah hancur.
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Pemandangan puing-puing bangunan yang terkena serangan udara Israel, di Jabalia, Jalur Gaza, pada 11 Oktober 2023. Setelah 11 minggu perang di Gaza, serangan militer Israel melawan Hamas kini menjadi salah satu operasi paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah. Korban gugur warga Palestina mendekati angka 20.000 dan data satelit menunjukkan sepertiga bangunan di wilayah kecil tersebut telah hancur.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Perkembangan di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza semakin serius setelah tank-tank Israel mulai masuk semakin dalam ke kamp pengungsian itu. Tank-tank itu mulai melewati Jalan Salah al-Din untuk masuk ke dalam kamp pengungsian sementara pertempuran dengan Hamas masih berlangsung.

Pada Ahad (12/5/2024) Aljazirah melaporkan, saksi mata di pemukiman sangat padat penduduk itu mengatakan tank-tank militer mengepung pusat evakuasi dan bangunan-bangunan tempat tinggal. Para saksi mata menggambarkan saat ini situasinya sangat kritis sementara mereka melihat evakuasi massal dan pengusiran di wilayah barat Kota Gaza.

Baca Juga

Warga kamp Jabalia sudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain selama serangan militer sebelumnya. Kini mereka terpaksa harus kembali mengungsi. Kamp pengungsi Jabalia didirikan pada 1948 untuk menampung warga Palestina yang diusir dari tanah airnya setelah Nakba.

Peristiwa pembersihan etnis Palestina pada 1948. Lebih dari 750 ribu rakyat Palestina diusir dari rumahnya untuk pendirian negara Israel. Berada di utara Jalur Gaza, Jabalia merupakan kamp pengungsi terpadat di kantong pemukiman itu. Beberapa pekan pertama perang Israel di Gaza, Jabalia berulang kali diserang pasukan Israel.

Termasuk sekolah yang dikelola PBB di mana ribuan pengungsi Palestina mencari perlindungan. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan saat itu lebih dari 50 orang tewas dan 150 lainnya terluka dalam serangan tersebut.

Militer Israel mengatakan, serangan itu menargetkan pejuang Hamas. Mereka mengklaim puluhan orang tewas dibunuh di “kompleks terowongan bawah tanah yang luas” di bawah kamp tersebut.

Pada awal Februari 2024, pasukan Israel menarik diri dari bagian utara Jalur Gaza dengan klaim mereka telah menghancurkan sebagai kekuatan tempur  Hamas di wilayah utara. Pada Sabtu (11/5/2024) militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi kepada penduduk Kamp Pengungsi Jabalia, menyuruh mereka untuk "segera" pergi militer Israel agar dapat melancarkan operasi militer terhadap Hamas. Meskipun sebelumnya mengklaim sudah mengalahkan kelompok Palestina tersebut di Gaza utara. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement